Painan, Babarito
Usaha budidaya ikan kerapu yang memiliki nilai ekonomi tinggi terus berkembang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Namun usaha itu membutuhkan keseriuan agar benar-benar bisa menjadi sumber ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat nelayan.
Dua jenis ikan kerapu yang laku di pasaran negara-negara Asia seperti Hongkong dan Singapura adalah kerapu bebek dan kerapu macan. Jenis itu harga jual di atas ratusan ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perikanan Pessel Andi Syafinal mengatakan, Selasa (24/9), bahwa kerapu jenis bebek dan macan yang dihasilkan melalui kegiatan budidaya nelayan di daerah itu, pasalnya telah mampu menembus negara-negara Asia.
“Dari beberapa negara Asia itu, yang dijadikan sebagai tujuan utama pemasaran selama ini adalah Hongkong dan Singapura. Sebab melalui pasar dua negara ini, ikan kerapu jenis bebek dihargai dengan harga Rp400 ribu, dan jenis macan Rp100 ribu pula per kilogramnya,” kata Andi Syafinal.
Karena harga jual yang cukup tinggi mencapai angka di atas ratusan ribu per kilogram itu, sehingga masyarakat nelayan yang melakukan budidaya ikan kerapu kehidupanya semakin sejahtera.
“Mereka ini tersebar di tiga wilayah yang dijadikan sebagai lokasi pembudidayaan. Diantaranya, wilayah perairan Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan, Sungai Nipah Kecamatan IV Jurai, dan Perairan Sungai Bungin Kecamatan Batang Kapas,” jelasnya.
Disampaikanya bahwa di tiga wilayah itu, total kerambah jaring apung yang dikembangkan masyarakat nelayan sudah mencapai 200 unit.
“Dari jumlah itu, yang paling banyak terdapat di Sungai Nipah, disusul Mandeh dan selanjutnya Sungai Bungin. Budidaya ikan kerapu memang membutuhkan keseriusan. Tapi keseriusan itu sangat sebanding pula dengan harga jual, yang pemanenannya baru bisa dilakukan setelah umur delapan bulan,” ujarnya.
Dikatakan lagi bahwa dalam prakteknya, ikan kerapu tidak hanya diberi pakan. Namun juga dimandikan dengan air tawar dengan maksud untuk membersihkan bakteri serta parasit yang menempel di badan ikan. Pemandian tersebut dilaksanakan minimal sekali dalam satu pekan.
Selain itu, kerambah jaring apung sebagai wadah budidaya juga harus dibersihkan agar tidak berlumut. Sebab bila lumut tersebut dimakan ikan, bisa berisiko terhadap kesehatan ikan.
Bila beberapa hal itu diabaikan, maka akan beresiko tinggi terhadap kematian ikan. Termasuk juga ukuran berat badan disaat sudah memasuki masa panen. Ini tentu akan menimbulkan kerugian.
“Makanya saya katakan kalau kegiatan budidaya ikan kerapu ini harus dilakukan secara serius agar benar-benar terus berkembang sebagai mana diharapkan,” tutupnya. (*/ti)