• Latest
  • Trending
Percepat Proyek Tol Padang-Pekanbaru, Gubernur Mahyeldi Minta Dukungan Penuh Warga

Merusak Alam

01/07/2022
“Selamat Tinggal” Baitullah

“Selamat Tinggal” Baitullah

09/08/2022
Ziarah untuk Tafakur dan Ibadah

Ziarah untuk Tafakur dan Ibadah

06/08/2022
Gubernur Sumbar Gaungkan Semangat PENAS KTNA XVI 2023 Terbaik se-Indonesia

Gubernur Sumbar Gaungkan Semangat PENAS KTNA XVI 2023 Terbaik se-Indonesia

05/08/2022
Hadiri Silaturahmi Akbar I Warga, Gubernur Mahyeldi: Jaga Kekompakan dan Tingkatkan Sinergi

Hadiri Silaturahmi Akbar I Warga, Gubernur Mahyeldi: Jaga Kekompakan dan Tingkatkan Sinergi

03/08/2022
Pemprov Sumbar Matangkan Persiapan MTQ VI Korpri Nasional

Pemprov Sumbar Matangkan Persiapan MTQ VI Korpri Nasional

03/08/2022
Tanawwu’ dalam Ibadah

Tanawwu’ dalam Ibadah

28/07/2022
Pimpin Rapat Tol, Gubernur Sumbar Minta Segera Tuntaskan Pembebasan 571 Bidang Lahan

Pimpin Rapat Tol, Gubernur Sumbar Minta Segera Tuntaskan Pembebasan 571 Bidang Lahan

26/07/2022

Afdholiyah dan Maslahah dalam Ibadah Haji

24/07/2022
Bahas Peluang Tenaga Kerja, Gubernur Mahyeldi Bertemu Perantau Australia Asal Minangkabau

Bahas Peluang Tenaga Kerja, Gubernur Mahyeldi Bertemu Perantau Australia Asal Minangkabau

21/07/2022
Jamaah Haji Tamu Terhormat

Jamaah Haji Tamu Terhormat

21/07/2022
Tawaf Ifadhoh Penutup Ibadah Haji

Tawaf Ifadhoh Penutup Ibadah Haji

20/07/2022
Bumikan Al-Quran, Gubernur Mahyeldi Buka MTQN Ke-40 Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan

Bumikan Al-Quran, Gubernur Mahyeldi Buka MTQN Ke-40 Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan

19/07/2022
Retail
Sunday, August 14, 2022
  • BERANDA
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Pariwisata
No Result
View All Result
BABARITO
No Result
View All Result

Merusak Alam

Oleh: Mahyeldi

by editor
01/07/2022
in Opini
0
Gubernur Sumbar Mahyeldi

Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha berusaha untuk berbuat  kerusakan di bumi,  serta merusak tanam-tanaman dan ternak,  sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan. (Qur’an, Al-Baqarah, ayat 205).

DALAM surat Al-Baqarah, ayat 205 di atas mengungkapkan  bahwa ada sekelompok anak manusia yang suka membuat kerusakan. Kerusakan itu disimbolkan dengan merusak tanaman dan ternak. Dan ditegaskan Allah SWT tidak menyukai orang orang yang membuat kerusakan.

Kalam Allah SWT itu tentu menjadi warning bagi kita semua bahwa jangan sekali -kali membuat kerusakan di muka bumi. Dan yang menarik,  simbol dipakai membuat kerusakan itu adalah dengan merusak tanaman dan ternak. Semua orang tahu bahwa tanaman dan ternak adalah dua sumber utama makanan utama manusia. Dan kita semua juga paham, aktivitas mengelola tanaman dan beternak disebut dengan pertanian.

BACA JUGA

“Selamat Tinggal” Baitullah

Ziarah untuk Tafakur dan Ibadah

Dengan menyebut tanaman dan ternak, kita menangkap bahwa larangan tindakan merusak, utamanya tentu ditujukan dalam aktivitas pertanian. aktivitas utama dalam sejarah kehidupan manusia. Kisah Habil dan Qobil, anak Nabi Adam,  kisah pembunuhan pertama di dunia berlatang belakangan kehidupan pertanian.

Sementara dalam bahasa simbol, larangan merusak sesungguhnya  juga ditujukan dalam seluruh aspek kehidupan. Selain dilarang merusak tanaman dan ternak, dalam bahasa simbol itu,  kita juga dilarang merusak alam dengan mengeskploitasi secara berlebihan apa yang terkandung di dalam bumi. Bahkan, kita juga tidak boleh merusak sistem sosial yang ada di tengah masyarakat.

Allah SWT sesungguhnya telah menciptakan alam ini dengan seimbang. Dan kita pun dilarang mengganggu keseimbangan alam tersebut. Ini pula yang dingatkan Allah SWT dalam surat Ar-Rahman, surat ke-56 dalam Al-Qur’an, khususnya pada ayat ketujuh sampai kesembilan.

Lalu bagaimana kita memaknai peringatan yang Maha Kuasa itu dalam kondisi sekarang, khususnya hubungan modernisasi dengan pembangunan pertanian. Mengapa pula kita membahas masalah modernisasi ini dan kaitan dengan  pembangunan pertanian? Kedua persoalan menarik untuk kita telisik dan ini menjadi ruh kegiatan pembangunan pertanian di Sumatera Barat.

Modernisasi menurut pakar diartikan sebagai sebuah perubahan mendasar cara-cara berkehidupan masyarakat dari cara tradisional ke cara modern. Cara modern diwujudkan dengan cara yang berbasiskan pengetahuan dan penggunaan teknologi dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam model bertani. Penggunaan benih unggul,  pupuk yang tepat, alat-alat mekanisasi pertanian,  bahkan pemanfaatan teknologi digital seperti yang banyak dilakukan pada masa sekarang adalah contoh modernisasi pertanian.

Di satu sisi,  modernisasi pembangunan pertanian dianggap jawaban mengatasi persoalan dalam sektor pertanian,  baik masalah biaya produksi,  produktivitas, maupun kemiskinan di kalangan petani.

Dengan modernisasi, usaha tani dinilai menjadi lebih efisien. Pemborosan biaya  dalam faktor-faktor produksi bisa ditekan seminimal mungkin. Demikian juga hal dengan produksi, modernisasi pertanian akan meningkatkan  produktivitas hasil pertanian. Pada akhirnya, dengan biaya usaha yang lebih sedikit, produksi yang lebih banyak, pendapatan petani akan bertambah dan kemiskinan petani bisa teratasi. Itu logika sederhana modernisasi pertanian.

Namun, benarkah hasilnya demikian? Faktanya hari ini, meski modernisasi pertanian telah diterapkan di Sumatera Barat, hasilnya belum seindah yang digambarkan logika modernisasi pertanian tersebut. Secara produksi, produktivitas hasil pertanian memang dapat ditingkatkan, tapi pertambahan produktivitas tidak selalu berhubungan positif dengan peningkatan pendapatan petani.

Petani masih tergolong kelompok yang penduduk miskin terbesar. Data BPS tahun 2022 mengambarkan kemiskinan di pedesaan masih lebih tinggi dibanding perkotaan. Dari data BPS tersebut,  tentu yang miskin itu kebanyakan berasal dari kalangan petani. Tidak hanya belum berkorelasi positif mengatasi kemiskinan, penerapan modernisasi pertanian terkadang juga berdampak terhadap lingkungan dan sistem sosial masyarakat.

Penerapan pemakaian pupuk dan pestisida kimia misalnya, ternyata telah merusak ekosistem pertanian seperti pendangkalan lapisan humus tanah,  mematikan organisme tertentu yang dibutuhkan dalam pertanian.
Sementara, secara sosial, modernisasi pertanian juga berdampak terhadap struktur sosial  masyarakat yang terkadang juga memberikan nilai ekonomi terhadap masyarakat. Pemakaian combine harsvester,  alat panen padi yang mulai dari pemotongan sampai pada pengarungan dilakukan dalam satu alat panen pasti akan menghilangkan tenaga kerja di pertanian. Padahal,  sektor pertanian sampai masih sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar.

Demikian juga halnya jika dalam satu kawasan pertanian padi didirikan penggilingan padi berskala besar. Tentu hal ini akan mematikan huller atau penggilingan padi  berskala kecil yang sudah tumbuh berkembang lebih dulu di kawasan tersebut.

Jika dianalisis lebih detail,  sistem sosial dan ekonomi dari aktivitas pertanian, banyak pihak yang menguntungkan hidupnya. Namun, modernisasi pertanian terkadang justru mematikan sumber-sumber penghidupan itu. Sebagai contoh,  ketika ada panen padi dengan sistem biasa dilakukan petani hari ini, disitu hidup para pekerja sebagai tukang  panen. Di sana ada orang -orang yang mencari sisa panen yang tidak terbawa si pemilik. Bahkan setelah panen, muncul peternak itik yang mengembalakan itik di areal sawah. Itu semua adalah ekosistem ekonomi dan sosial yang tumbuh bertahun-tahun.

Parahnya, modernisasi pertanian juga ditumpangi oleh ideologi liberalisasi. Dalam konteks liberalisasi peran negara diupayakan seminimal mungkin. Segala sesuatu diserahkan pada mekanisme pasar. Semuanya berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Hukum besi pasar ini yang kemudian diharapkan bekerja mengatasi permasalahan petani, terutama mengatasi kemiskinan petani.

Padahal,  hukum pasar jelas tidak mungkin menyejahterakan petani. Dalam hukum pasar itu, sudah pasti yang menang pemilik modal dan pemilik sumber daya yang paling banyak.  Kelemahan petani justru dalam hal modal dan sumber daya itu. Dalam konteks ini negara hadir berpihak menutupi kelemahan petani.

Karena itu ke depan, kebijakan pembangunan pertanian yang ditempuh pemerintah Sumatera Barat terkait dengan modernisasi pertanian adalah berhati-hati dalam menerapkan modernisasi pertanian tersebut. Kehati-hatian  menyangkut soal teknologi yang akan diterapkan. Prinsipnya,  teknologi yang dipakai  seminimalnya menghilangkan tenaga kerja, ramah lingkungan, mengoptimalkan pemakaian sumber daya yang ada pada lingkungan petani dan tidak merusak sistem dan kearifan sosial yang ada  dan tumbuh di tengah masyarakat.
Karenanya juga,  analisa situasi dan sosial masyarakat tempat penerapan teknologi penting dilakukan. Teknologi yang dipakai adalah teknologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.

Kita paham bahwa penerapan teknologi sebagai wujud dari modernisasi pertanian tidak bisa dihindari. Modernisasi pertanian bukan pula barang yang haram dipergunakan. Bahkan, sebagai makhluk yang diberikan akal kecerdasan, kita wajib menggunakannya untuk menyelesaikan setiap persoalan, tak terkecuali di sektor pertanian.

Yang dihindari adalah kita termasuk golongan orang-orang yang tidak disukai Allah SWT karena merusak tanaman dan ternak seperti yang diingatkan-Nya melalui Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah ayat 205 sebagaimana yang ditulis dalam awal tulisan ini. Dan yang terpenting semua upaya penerapan teknologi sebagai wujud modernisasi pertanian dapat mewujudkan kesejahteraan petani di Sumatera Barat. (Gubernur Sumatra Barat)

Tags: Gubernur Mahyeldi
ShareTweetSend

Related Posts

“Selamat Tinggal” Baitullah
Islam

“Selamat Tinggal” Baitullah

09/08/2022
Ziarah untuk Tafakur dan Ibadah
Opini

Ziarah untuk Tafakur dan Ibadah

06/08/2022
Tanawwu’ dalam Ibadah
Islam

Tanawwu’ dalam Ibadah

28/07/2022
Air Mata Tumpah di Arafah
Opini

Air Mata Tumpah di Arafah

16/07/2022
Sungguh Allah Maha Pengasih Maha Penyayang
Opini

Sungguh Allah Maha Pengasih Maha Penyayang

15/07/2022
Percepat Proyek Tol Padang-Pekanbaru, Gubernur Mahyeldi Minta Dukungan Penuh Warga
Opini

Hikmah Pengorbanan Ibrahim dan Keluarga

12/07/2022

Archives

  • August 2022
  • July 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • September 2018
  • August 2018
  • July 2018
  • June 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • January 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • May 2016
  • October 2015

Barita Terbaru

  • “Selamat Tinggal” Baitullah
  • Ziarah untuk Tafakur dan Ibadah
  • Gubernur Sumbar Gaungkan Semangat PENAS KTNA XVI 2023 Terbaik se-Indonesia
  • Hadiri Silaturahmi Akbar I Warga, Gubernur Mahyeldi: Jaga Kekompakan dan Tingkatkan Sinergi
  • Pemprov Sumbar Matangkan Persiapan MTQ VI Korpri Nasional

FANS PAGE

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2020 BABARITO supported by Barak Tekno.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Pariwisata

© 2020 BABARITO supported by Barak Tekno.