
Pasbar, Babarito
Masyarakat Pasaman Barat (Pasbar) dan Pasaman atau Pasaman Raya tidak mau terlalu lama larut dalam kesedihan pascagempa 6,1 SR dua pekan lalu. Masa tanggap darurat pun juga sudah selesai, tapi efek utama gempa dalam bentuk rumah-rumah yang rusak berat dan sedang belum bisa ditempati.
Sambil menunggu bantuan rehabilitasi rumah dari pemerintah pusat ataupun daerah, maka masyarakat Kajai, Kecamatan Talamau, Pasbar secara mandiri mulai meruntuhkan rumah yang tidak layak lagi untuk ditempati. Merobohkan rumah yang rusak berat atau sedang ternyata juga tidak mudah, perlu teknik tersendiri, sehingga sebagian material tetap bisa digunakan untuk pembangunan rumah berikutnya.
Melihat strategisnya kebutuhan masyarakat kepada bantuan tenaga untuk meruntuhkan rumah yang rusak berat dan sedang ini, DPW PKS menurunkan tiga ratus orang relawan ke daerah Kajai. “Dalam satu hari goro alhamdulillah seratus rumah warga yang rusak berat berhasil dirobohkan,” ujar Wakil Ketua DPW PKS Sumbar Ulyadi Yesmar, Minggu (13/3).
Pada hari kedua dan pekan berikutnya, katanya, diusahakan bisa lebih banyak, sehingga tahap berikutnya masyarakat bisa membangun rumahnya kembali secara mandiri ataupun suppor dari donatur.
“Karena Ramadhan semakin dekat, maka masjid, mushola, MCK dan rumah sangat mendesak harus layak bagi warga kajai ataupun malampah. Kita mengajak masyarakat atau donatur yang akan menyalurkan bantuannya dalam bentuk matrial bangunan, atau dana yang bisa digunakan masyarakat untuk membangun rumah kembali,” katanya.
Humas DPW PKS Sumbar Mulyadi Muslim mengatakan, bantuan bisa diantarkan langsung ke masyarakat, atau berkoordinasi dengan pemerintah setempat, atau relawan yang sedang bekerja di Kajai Pasbar atau Malampah pasaman. “Kita semua harus bersatu untuk membantu pemulihan kondisi pascagempa di Pasbar dan Pasaman,” kata Mulyadi Muslim. (edt)