Padang, Babarito
Gubernur Sumbar H Mahyeldi Ansharullah mengharapkan, alumni LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) yang berada di Sumbar mendukung optimaliasi ABS SBK (adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah). Terutama dalam meningkatkan syiar islam di Masjid Raya Sumbar di Kota Padang.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Provinsi Sumbar, Syaifullah yang mewakili Gubernur dalam Temu Alumni LIPIA di Sumbar yang digelar di Aula Gubernuran Sumbar, Sabtu (9/10).
Menurut Syaifullah, Sumbar terkenal dengan keindahannya yang membuat betah. Ada danau, sungai, gunung, tempat wisata, juga tanahnya subur. Kedua, makanannya enak enak. “Kuliner di sini hanya ada dua macam, enak dan enak sekali. Ketiga, Masyarakat dan tokoh punya semangat keagamaan yang tinggi, ditandai dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah atau ABS-SBK,” katanya.
Dia menyebut, visi dari Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang mewujudkan masyarakat yang berdasarkan ABS-SBK. Ditandai pula adanya ulama Sumbar yang belajar ke Arab Saudi. “Di gedung ini ada foto-foto tokoh nasional dan sekaligus ulama. 80 persen tokoh nasional berasal dari Sumbar. Ditandai juga dengan banyaknya pondok pesantren dan ma’had yang alumninya bersebar ke berbagai daerah mengembangkan Islam,” katanya.
Bahkan, sebutnya, pondok-pondok tahfizh tumbuh di Kabupaten dan Kota di Sumbar. Ditandai juga dengan pengalaman beragama masyarakat Sumbar. “Maka atas nama Gubernur kami sampaikan bahwa LIPIA cabang Sumbar yang sudah dirintis sejak 5 tahun yang lalu bisa dilanjutkan,” katanya.
Dia menyebut, Wali Kota Padang lama, yaitu Mahyeldi juga telah memasilitasi pertemuan para dai internasional dan di antara yang hadir adalah alumni LIPIA. Juga di beberapa perguruan tinggi sudah ada Saudi Corner. Rencana akan dibangun studio yang menyiarkan Sumbar di Masjid Raya Sumbar yang akan menyebarkan pelaksanaan ABS-SBK.
“Wisata yang syar’i juga dilaksanakan di Masjid Raya. Juga ada pengajian rutin di masjid kebanggaan kita ini. Semua ini butuh dukungan kita semua, juga dari alumni LIPIA yang ada di Sumbar. Terima kasih atas berkumpulnya alumni LIPIA hari ini. Artinya, kami sedang dikunjungi ulama seperti ustadz. Tiap tahun ratusan mahasiswa kita yang berangkat ke Timur Tengah termasuk LIPIA. Di Kesra ada dana untuk sekedar ongkos. Kita harapkan kepada ustaz-ustaz yang ada untuk mendukung pendirian Lipia di Sumbar,” katanya.
Penanggung Jawab Acara Temu Alumni LIPIA Sumbar Ustaz Akmal Lc MA mengatakan, ini adalah pertemuan yang mengingatkan kembali kenangan indah masa lampai. Katanya, masuk ke LILIA tidak mudah. Persaingan ketat. Semua harus antri menunggu formulir pendaftaran sejak Subuh bahkan sebelum Subuh.
“Setelah diterima kami mendapatkan manfaat yang banyak. Banyak kenangan. Di antara pengalam di maqshaf. Satu piring nasi pak Sairin hanya Rp300. Hari yang paling membahagiakan adalah nuzulul mathar, maksudnya mukafaah atau tunjangan yang diberikan kampus kepada mahasiswa.Hari ini mahasiswa-mahasiswa itu telah menjadi orang, tokoh, pimpinan di berbagai lembaga pendidikan dan nonkependidikan,” sebutnya.
Alumni LIPIA yang cukup lama mengabdi di Kota Padang, H Mulyadi Muslim Lc MA menyebutkan, keistimewaan yang dimiliki LIPIA dan alumninya adalah kemampuan bahasa Arab.Sebagai kunci untuk mendalami agama Islam yang naskahnya mayoritas bertulisan dan berbahasa Arab.
“Jika Pemprov Sumbar sudah membuka ruang untuk pengembangan bahasa Arab, tentu harus disupport atau didukung oleh alumni LIPIA asal sumbar yang ternyata sudah terdata 100 orang. Kami alumni LIPIA tentu sangat siap membantu pengembangan dakwah di Sumbar,” kata Mulyadi Muslim yang disebut-sebut sebagai calon Wali Kota Padang ini. (edt)