Limapuluh Kota, Babarito
Warga Aia Angek, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota menggelar gotong royong (goro) pembangunan Masjid Tazkir Bela Negara. Hadir sekitar 200 orang ikut menyumbangkan tenaganya untuk pembangunan masjid bersejarah ini.
Masjid itu dulu bernama Surau Gadang. Nama yang diberikan masyarakat, waktu kedatangan rombongan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Mr Syafruddin Prawiranegara dan Mr Moh Yakub. Masjid itu adalah tempat mereka sholat berjamaah Subuh sebelum bergerilya ke hutan dan kembali setelah malam.
“Waktu PDRI usai mandat diserahkan oleh Syafruddin kembali ke Presiden Soekarno. Syafruddin memberi nama masjid tersebut Tadzkir yang artinya kenangan. Yaitu masjid yang jadi bukti perjuangan mempertahankan NKRI di bawah pemerintahan PDRI dimulai perjuangannya dari Masjid. Bismillah dari masjid baru masuk hutan bergerilya,” kata ulama asal Limapuluh Kota, H Mulyadi Muslim Lc MA.
Ketua Forum Bela Negara Sumbar H Mahyeldi Ansharullan menyebutkan, semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Koto Tinggi secara khusus dan Minangkabau secara umum masih kuat. Hal itu terbukti dengan pembangunan dan renovasi masjid bersejarah, yaitu Masjid Tadzkir.
“Salam takzim saya atas nama Ketua Forum Bela Negara Sumbar kepada masyarakat. Semoga terus bisa kita tingkatkan dan wariskan kepada anak cucu kita,” katanya. (edt)