Oleh Miko Kamal
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar periode 2021-2024 sudah ditetapkan. Jumlahnya 4 pasang. Sama banyaknya dengan yang mendaftar. Berarti semuanya memenuhi syarat.
Sekarang, keempat pasangan calon yang ditetaplan melalui keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar No. 51/PL.02.2-BA/13/KPU-Prov/IX/2020 itu sudah bisa bersyukur. Satu hadangan sudah terlewati.
Mereka berdelapan adalah putra-putra terbaik Sumbar yang akan bertarung di Pilkada 2020. Setidaknya dari sisi administratif. Pantaslah kita haturkan ucapan selamat kepada mereka.
Saya mempelajari dengan seksama profil kedelapan orang tersebut melalui situs id.wikipedia.org. Ada yang berlatar belakang birokrat, politisi dan pengusaha.
Satu hal yang menarik perhatian saya adalah informasi tentang usia para calon. Menurut saya, usia penting dijadikan sebagai salah satu faktor dalam menentukan pilihan. Sebab, seorang pemimpin dituntut berfisik kuat, di samping kuat pikiran.
Fisik penting? Iya. Makanya Rasul mengajarkan umatnya untuk berenang, berkuda dan memanah. Agar umatnya befisik kuat. Lumrahnya, yang muda lebih kuat fisiknya dari pada yang tua-tua.
Berikut ini adalah usia para calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar yang diinfokan wikipedia. Mahyeldi berusia 53 tahun. Audy Joinaldy 37 tahun. Usia Fakhrizal 57 tahun, sedangkan Genius Umar berusia 48 tahun. Mulyadi berumur 57 tahun, sedangkan pasangannya Ali Mukhni berusia 63 tahun. Nasrul Abit berumur 65 tahun, dan pasangannya Indra Catri 59 tahun.
Dari delapan calon tersebut, yang paling muda adalah Audy Joinaldy. Dan, yang tertua adalah Nasrul Abit.
Karena yang kelak akan memimpin itu berpasangan, baik pula kita lihat rata-rata usia mereka. Rata-rata usia didapatkan dengan metode menjumlahkan usia pasangan dan kemudian dibagi 2.
Hasilnya, pasangan yang paling muda adalah Mahyeldi-Audy dengan rata-rata umur 45 tahun. Disusul oleh pasangan Fakhrizal-Genius Umar (52,5 tahun), pasangan Mulyadi-Ali Mukhni (60 tahun) dan pasangan Nasrul Abit-Indra Catri dengan rata-rata usia 62 tahun.
***
Soal pilihan adalah urusan pemilih di bilik suara. Tidak boleh seorang pun memengaruhinya. Sebagian masyarakat sudah tahu itu sebagai bagian dari prinsip demokrasi. Itu sudah bulat sebulat-bulatnya.
Masyarakat Sumbar sangat terkenal sebagai pemilih yang cerdas, berakal sehat dan independen dalam menentukan pilihan. Bayangkan saja, pemimpin pusat yang menang besar secara nasional di Pemilu 2019, di Sumbar hanya diberi 14,05% saja. Padahal saat itu, tokoh-tokoh Sumbar dari perantauan sudah pulang kampung membujuk-bujuk dunsanaknya agar ikut pilihan mereka.
Orang Sumbar juga cerdas menyikapi buah tangan politik terkait pilihan yang disebar-sebar menjelang pemilihan. Bisa jadi itu implementasi dari prinsip _’iyo kan nan diurang, lalukan nan di awak’_. Soal ini biarlah budayawan yang memastikannya. Saya bukan budayawan.
Saya hanya berpendapat, usia para calon sangat diperhatikan pemilih kita yang cerdas dalam menentukan pilihan.
Sekali lagi, selamat untuk calon gubernur dan wakil gubernur. Mudah-mudahan mereka bisa berkompetisi dengan baik dan jujur. (*)