Padang Panjang, Babarito
Kota Padang Panjang telah ditetapkan sebagai zona hijau, sehingga pembelajaran tatap muka untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) rencananya akan dimulai Kamis (13/8). Agar PBM berjalan dengan baik tanpa ada kekhawatiran terhadap pandemi corona, para guru SMP diminta menjalankan tes swab.
Tes swab untuk guru-guru SMP itu dipusatkan di SMPN 1 dan SMPN 5. Guru dari berbagai SMP baik negeri maupun swasta menjalankan tes swab di dua sekolah itu. Kadis Pendidikan Kota Padang Panjang, M Ali Thabrani mengatakan, Kota Padang Panjang mempersiapkan diri untuk pelajaran tatap muka karena ketentuan dari Kementerian yang telah mengizinkan bagi zona hijau dan kuning.
Terkait swab yang dijalankan guru SMP tersebut, terang Ali, merupakan saran dari Wali Kota, Fadly Amran yang ditindak lanjuti oleh pihaknya. Wako Fadly menyarankan tes swab untuk guru, kepala sekolah dan pegawai sekolah. “Beliau menyarankan semua guru melakukan tes swab sebelum tatap muka dan itu telah kita tindak-lanjuti,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bila hasil tes swab itu negatif, guru bisa menjalankan pembelajaran tatap muka pada 13 Agustus mendatang. Bagi guru yang positif corona akan diisolasi.
Sementara itu kata Ali, saat pembelajaran, murid dibagi dua dalam satu kelas. “Misalnya kelompok A hadir Senin, kelompok B hadir hari Selasa, berganti hari, jadi di hari Selasa kelompok A tidak hadir,” tukasnya.
Kepada para guru, ia mengapresiasi telah mau menjalankan tes swab. “Tes swab ini tidak perlu kita cemaskan, tes ini dilakukan secara profesional oleh para Nakes Dinas Kesehatan Kota. Pengalaman saya sendiri, ketika swab tidak ada masalah,” ucapnya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Padang Panjang, Rita Yanti menyampaikan dukungan atas tes swab itu. “Dengan adanya tes swab ini tentu kita akan percaya diri dalam melaksanakan tatap muka tersebut,” katanya.
SMPN 1 juga menerapkan protokol kesehatan di sekolah itu. “Sudah disiapkan thermogun, tempat cuci tangan dari bahan daur ulang, seperti dispenser yang tidak berguna kita manfaatkan, dan mewajibkan seluruh anak memakai masker,” ujar Rita. (*/pta)