
Pariaman, Babarito
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman, Nazifah mengatakan, saat ini ada 3.000 orang lansia di Kota Pariaman. Dari jumlah itu, persentase lansia produktif sebesar 40 persen.
“Nah mereka itu (lansia), diberdayakan dengan program Model Pengelolaan Lansia Responsif Gender Sehat Sentosa atau (Manula Regehasa). Dengan Regehasa itu, baik lansia pria atau perempuan diberdayakan. Hingga saat ini program tersebut masih berjalan,” sebut Nazifah, Selasa (11/8).
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Pariaman Lucy Genius mengatakan, selain program dari pihak perempuan dan anak, pihaknya juga punya program untuk para perajin.
“Untuk membina para lansia yang menekuni kerajinan, kami punya program. Rata-rata hampir semua di antara mereka ikut program kami,” ungkap Lucy Genius.
Ketua Dewan Kerajinan itu menambahkan, meskipun saat ini pandemi Covid-19 para perajin tetap mengerjakan kerajinan. “Mereka tetap produktif meski hanya di rumah saja,” tukasnya.
Pihaknya tetap mewadahi para lansia yang masih ingin berkarya. Tak hanya untuk produksi, pihaknya juga membantu dalam pemasaran produk. “Mulai dari proses produksi dan penyediaan bahan sampai pemasaran kami bantu. Ini juga bekerja sama dengan pihak Pemko Pariaman terkait,” ujar Lucy.
Sementara itu, Kadis Perindagkop dan UKM Kota Pariaman, Gusniyeti Zaunit juga menjelaskan perihal yang sama. “Benar, karya dari para perajin itu kita pasarkan baik secara langsung maupun online. pasca pandemi ini kita upayakan pemasaran online,” sebutnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini telah banyak hasil karya perajin yang telah dipasarkan. “Contohnya berupa karya sulaman. Itu telah menembus pasar di Malaysia dan Singapura. Untuk harga mencapai Rp1 juta, tergantung kesulitan dari karya sulaman,” terang Gusniyeti. (*/pta)