Pesisir Selatan, Babarito
Miris, mungkin hal itulah yang dialami oleh warga Kampung Sawah Kenagarian Batu Hampar Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan. Karena hanya terkendala dengan belum adanya pondasi rumah mengakibatkan pasangan suami istri, Feri (68) dan Lisma (50) tidak tersentuh bantuan bedah rumah seperti masyarakat lainnya.
Feri yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan membuat nyiru anyaman bambu harus rela menempati gubuk reotnya bersama anaknya hingga 30 tahun. Meskipun pernah didatangi petugas untuk mendata rumahnya namun hanya berakhir sampai pendataan.
“Kalau yang datang mendata sudah sering, tapi hanya sampai mendata, sedangkan kelanjutannya tidak ada perkembangan dengan jawaban karena belum ada pondasi. Bagaimana harus ada pondasi, sedang untuk makan sehari-hari saja sudah bersyukur,” tukas Feri Minggu (6/7) di rumahnya.
Harapan untuk mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah sangatlah diharapkan. Namun karena belum adanya pondasi rumah, harapan tersebut harus ditelan seperti pil pahit. Hanya pasrah saja diusianya yang sudah uzur menetap di rumah yang berdinding anyaman bambu (Palupuah) dan berlantai papan yang sudah mulai lapuk.
“Mau tak mau harus tetap tinggal di rumah yang kondisi memprihatinkan ini. Kadang kalau hujan air masuk dari atap rumbia yang mulai usang. Kalau diharapkan bantuan rumah bedah, hanya bisa berharap,” tandasnya.
Tidak hanya bantuan bedah rumah, bantuan pemerintah lainnya seperti bantuan PKH juga tidak dirasakan, kecuali bantuan BLT terdampak Covid-19. Meskipun begitu tidak membuat Feri dan keluarganya patah semangat dalam menjalani kehidupannya.
Terakhir dirinya berharap diusianya yang semakin menua, dapat bantuan bedah rumahnya yang sudah puluhan tahun dihuni menjadi rumah yang layak huni. “Saya sangat berharap sekali dan ingin merasakan tinggal di rumah yang layak huni diusia yang semakin tua,” harapnya.
Sementara, Wali Nagari Batu Hampar Selatan Tarusan, Andi Hasan menjelaskan bahwa selama kepemimpinannya pihak kenagarian sudah mendatangi rumah Feri untuk dimasukan dalam program bedah rumah sebanyak 50 unit.
“Kita dari Pemerintah Nagari sudah mendatangi rumah keluarga Feri, tapi pihak dari pemilik rumah tidak mau memberikan dengan alasan sudah pernah diminta tapi tidak pernah dapat. Kita tidak tahu siapa yang meminta sebelumnya, namun semasa kepemimpinan saya baru diminta tapi tidak mau dikasih, ” ucapnya.
Ia menambahkan dalam program bedah rumah tersebut karena anggaran yang tidak besar tentu sangat diutamakan adanya swadaya dari pemilik rumah. Sedangkan Feri langsung tidak bisa untuk swadaya. (*/pta)