Oleh : Rio Friyadi
Pasangan Zuldafri Darma – Sultani baru saja mendapat rekomendasi dari Golkar dan PKS untuk menghadapi Pilkada Tanah Datar. Sultani adalah mantan Anggota DPRD Sumatera Barat yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPW PKS Sumatera Barat. Kalau komunikasi antara kedua partai bagus hingga pendaftaran, maka dapat dipastikan pasangan ini akan ikut dalam kontestasi.
Sebelumnya ada Bukittinggi yang langsung sudah dikasih SK untuk pasangan Erman Safar – Marfendi. Bukittinggi cukup spesial, karena bisa mencalonkan sendiri sehingga tak begitu sulit bagi PKS untuk menempatkan kadernya pada Pilwako Bukittinggi.
Kemudian di Kabupaten Solok dan Kota Solok, kader PKS juga lagi diincar oleh kandidat yang cukup kuat. Khusus Kota Solok, petahana dikabarkan berminat untuk meminang kader PKS menjadi wakilnya. Begitupun Kabupaten Solok nama Ketua DPD PKS Nosa Ekananda Kabupaten Solok juga mencuat untuk menjadi Cawabup.
Agam yang dikabarkan sudah hampir pasti memberikan tiket kepada Trinda Farhan Satria masih belum mengumumkan deklarasinya. Mungkin masih menunggu kepastian partai koalisinya. Dalam waktu dekat mungkin akan segera deklarasi.
Di Sijunjung, PKS punya anak muda yang enerjik Hendri Susanto. Sudah bersosialisasi sejak 2019 dan sudah sangat siap menjadi Calon Bupati. Hendri juga sudah cukup banyak berkomunikasi dengan partai lain.
Kemudian Pessel juga muncul nama Hamdanus, Aleg DPRD Sumbar. Sosok pemuda kharismatik ini juga dikabarkan dilirik beberapa kandidat menjadi calon wakilbBupati. Di Limapuluh Kota juga muncul nama Mulyadi Muslim, tangan kanan Buya Mahyeldi ini juga dibidik menjadi calon bupati atau calon wakil bupati.
Pasaman Barat cukup optimis usung Hamsuardi menjadi calon bupati. Sukses raih suara yang cukup besar di Pasbar lalu adalah modal bagi PKS untuk mengusung kadernya. Di Pasaman sejumlah nama kader seperti Rahmat Saleh, Herri Supriadi dam Kholad Nasution bermunculan. Sempat diisukan akan mendampingi Benny Utama, namun PKS Pasaman juga siap mengusung kader sendiri memperebutkan kursi nomor satu di Pasaman.
Dan untuk Pemilihan Gubernur PKS sepertinya sudah final pasangkan Mahyeldi-Audy. Masih menunggu momentum untuk deklarasi. Kuat di survei, membuat PKS tak ada keraguan untuk mengusung mantan Ketua DPW-nya menjadi Gubernur Sumbar.
Munculnya berbagai nama kader PKS pada Pilkada tahun ini mengisyaratkan bahwa PKS Sumbar sangat serius menyonsong Pilkada 2020. Hampir seluruh daerah sudah diisi dan sangat siap bertarung. Masih minus Solok Selatan dan Dharmasraya yang masih melirik-lirik untuk mengusung kader atau tidak. Selain itu, kalau nama-nama diatas jadi maju, maka dapat dipastikan PKS merupakan partai paling banyak mengusung kader di Sumatera Barat.
Hal ini membuat iklim politik menjadi lebih sehat. Dimana partai cukup berperan besar dalam melakukan pendidikan politik sehingga kadernya siap bertarung pada Pilkada. Di saat rasa apatisme masyarakat cukup besar terhadap eksistensi partai politik hari ini, PKS hadir memberikan tawaran kadernya yang sudah dibina untuk menjadi kepala daerah.
PKS yang saat ini masih mendudukkan kadernya sebagai Gubernur, masih punya kans kembali untul mendudukkan kadernya di BA 1. Kalau ini terealisasi, dan di daerah tingkat 2 PKS sanggup memenangkan Pilkada minimal 60 % saja, maka dapat dipastikan PKS akan mendominasi kepala daerah di Sumatera Barat. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi partai berlambangkan sabit kembar ini.
Maka Pilkada 2020 adalah momennya PKS. Punya tren yang cukup bagus dalam menjawab isu-isu nasional, kemudian sikap PKS sangat cocok dengan karakteristik masyarakat Sumbar secara umum membuat PKS tidak begitu sulit untuk mencuri hati masyarakat Sumbar untuk memilih kandidat yang diusungnya pada Pilkada nanti. Selamat bagi PKS. (*)