
Padang, Babarito
Pernyataan tokoh kontroversial Ade Armando terkait Pagaruyung yang notabenenya Minangkabau awalnya adalah kerajaan Budha, dibantah keras oleh tokoh senior yang juga sejarawan Ridwan Saidi. Babe– sapaan akrabnya malah menyebut, “goblok” bagi yang menyebut ada Budha dan Hindu di Sumatra sebelum Islam masuk.
“Wah, goblok betul yang menyebut Islam agama terakhir yang masuk ke Sumatra. Siapa bilang Pagaruyung atau Pagaruyuang itu dulunya Budha? Salah itu. Tak ada sejarahnya agama Budha dan Hindu di Sumatra. Agama yang masuk awalnya itu Islam dan Kristen di sana. Islam mayoritas, sementara Kristen ada di Tapanuli, Sumut sana,” kata Babe dalam chanel youtube milik Vasco Ruseimy, Macan Idealis, Jumat (12/6).
Katanya, Ade Armando harus mempelajari dulu masyarakat Hindu dan Budha itu, kapan dia membangun peradaban. Karena, “agama” awalnya yang ada di SUmatra adalah Moteisme Musa, Queen of Saba pada abad kedua.
“Selanjutnya datang orang Asia Barat, abad 7-8 membawa Agama Tauhid yang kemudian disempurnakan menjadi Islam. Jadi Pagaruryung awalnya Islam dari abat 11. Bahkan, 1390 rombongan Minangkabau dipimpin Bagindo Ali telah berdakwah ke Philipina Selatan,” katanya.
Jadi, kata Ridwan Saidi, tidak ada ceritanya atau bukti-buktinya agama Budha dan Hindu datang ke Sumatra, ataupun Jawa. Karena, prastasi-prastasi yang awalnya ada itu, lebih dikenal dalam sastra atau bahasa tinggi Islam. “Seperti bahasa berserah diri, dan itu juga terlihat dari Prasasti Tukmas abat kelima,” sebutnya.
Vasco Ruseimy sendiri menyimpulkan, tidak serta merta semua sejarah yang pernah dipelajari di sekolah itu bisa diterima mentah-mentah. “Mungkin ada pro dan kontra, ternyata di Sumatra itu sudah islam dari sananya. Ada apa dengan sejarah yang kita kenal di sekolah itu, katanya ada Hindu Budha dan lain-lain. Bisa didiskusikan,” katanya.
Ade Armando sebelumnya menyatakan, Pagaruyung awalnya adalah kerjaan Budha selama beraba-abad, sebelum Islam masuk. Hal ini disebutkannya, karena adanya pernyataan dari Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan tokoh adat Sumbar yang menolak adanya injil (bibel) berbahasa Minang.
Ade sendiri juga dilaporkan ke Polda Sumbar karena dianggap melecehkan Islam dan Minangkabau. Dia juga dinyatakan dibuang dari adat Minangkabau dan tidak berhak lagi menyatakan diri sebagai bagian dari suku Minang. (edt)