
Padang, Babarito
Radio memiliki peran strategis dalam memperkuat UMKM di masa pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan oleh Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sumatera Barat, Jimmi Syah Putra Ginting, dalam Dialog Khusus “Pemberdayaan UMKM di tengah Pandemi Covid-19 (Permasalahan dan solusinya)” di RRI Padang, Sabtu (6/6).
Jimmi Syah Putra Ginting mengungkapkan bahwa radio turut terdampak akibat pandemi covid-19 namun para pelaku usaha di bidang penyiaran, khususnya radio di Sumatera Barat tidak gampang mengeluh, melainkan turut berperan dalam upaya edukasi masyarakat melalui konten siaran mencerahkan dan siaran Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang terus digiatkan agar masyarakat dapat menghadapi covid-19 dan pandemi ini cepat berakhir.
“Walaupun demikian, radio swasta di daerah perlu mendapatkan stimulus agar semangat kreatifitas memproduksi konten berkualitas terus terjaga, misalnya dengan kebijakan negara berupa penundaan biaya IPP (Ijin Penyelenggaraan Penyiaran) ataupun kebijakan lain seperti potongan tagihan biaya listrik agar operasional radio tidak terlalu memberatkan,” ujarnya.
Dalam konteks memperkuat UMKM, radio memiliki peran langsung maupun tidak langsung. Peran tidak langsung adalah melalui siaran edukasi masyarakat agar paham tentang pandemi covid-19 maupun siaran ILM. Ini memang tidak bersentuhan langsung dengan UMKM, namun manfaatnya adalah membuat masyarakat sadar dengan pandemi covid-19 juga ikhtiar agar pandemi cepat dapat diatasi.
Adapun peran lainnya yang bersifat langsung bersentuhan ke UMKM adalah melalui sosialisasi dan berita maupun informasi lain terkait UMKM yang sukses dan menginspirasi disiarkan melalui radio. Di samping itu, pemerintah daerah dapat menggandeng radio untuk bekerjasama atau bergotongroyong untuk mempromosikan produk UMKM ke masyarakat melalui radio secara rutin. Dengan demikian, UMKM terbantu, radio ikut tumbuh, ujarnya.
Walikota Sawahlunto Deri Asta mengungkapkan bahwa kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Untuk Kota Sawahlunto adalah sekitar 8000 orang pelaku UMKM yang berkontribusi cukup besar dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
Pemda pun tidak tinggal diam dengan membantu pelaku UMKM. Diantaranya, khusus di bidang permodalan, pemda Sawahlunto mendirikan UPTD Dana bergulir dalam tahap awal ini kita menyediakan anggaran 1 milyar. Alhamdulillah sudah banyak pelaku usaha yang memanfaatkan program ini. Program ini adalah upaya kita untuk memutus mata rantai rentenir di Kota Sawahlunto. Biayanya sangat murah sekali, hanya 3%, jauh dibawah bunga KUR dan bunga para rentenir, ungkap Deri Asta.
Dialog interaktif yang dipandu oleh Dodik Setyo, turut dihadiri oleh Oni Fajar Syahdi dari Diskominfo Prov. Sumbar, Kepala LPP RRI Padang M Lahar Budiyarso, Kabag Kominperhumas Pemko Sawahlunto Wiza Andrita, Riswan aktivis Sawahlunto, beserta rombongan. (mtr)