Padang, Babarito
Meski Ramadhan tahun ini ibadah umat muslim diselimuti wabah Covid-19, namun syiar Ramadhan tetap bergema. Banyak program yang dilahirkan Kementerian Agama bekerjasama dengan berbagai media dan lembaga. Mulai dari tadarus online, lomba asmaul husna dan syiar agama melalui chanel youtube gencar dilakukan.
Salah satunya program Indonesia Mengaji yang dilaksanakan Kemenag RI bekerjasama dengan Televisi Nasional Indosiar. Program ini menampilkan qori qoriah terbaik utusan seluruh provinsi di Indonesia. Tak terkecuali Sumatera Barat (Sumbar) yang juga turut andil dalam program yang cukup diminati pemirsa Indosiar karena dikemas dengan apik.
Seperti diinformasikan, Kepala Bidang Penais Zawa melalui Kasi MTQ, Yusran Lubis Rabu (20/5) di Ruang Kerja Kakanwil dalam kegiatan ini Sumbar mengutus dua qori terbaik, Muhammad Endiko Ananta dan Dani Rahman. Sebelum tampil di Indosiar, dua qori qoriah ini melakukan perekaman maqra’ (bacaan) yang akan ditayangkan live di Indosiar.
“Sebelum tampil di Indosiar kita bersama pelatih melakukan rekaman dulu untuk Endiko dan Dani. Sehingga apa yang kita tampilkan di tingkat nasional itu benar-benar yang terbaik. Alhamdulillah, setiap penampilan mereka dewan juri selalu mengapresiasi dan memuji penampilan mereka,” ungkap Yusran didampingi pelatih Suardi.
Diakui Yusran proses rekaman ini cukup memakan waktu. Ketika hasilnya belum memuaskan kita akan ulang dan ulang lagi. Kita mau utusan Sumatera Barat menjadi qori qoriah yang patut disegani dan diperhitungkan di tingkat nasional.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Hendri didampingi Kabag TU H. Irwan menyampaikan rasa bangga dan terimakasih kepada Endiko dan Dani yang telah mengharumkan nama Sumbar di kancah nasional.
“Kami sedikit terharu. Baru kali ini kita menjuarai MTQ yang diselenggarakan televisi nasional dan kedua utusan Sumbar berhasil meraih juara I,” ungkap Kakanwil.
Ia berharap mudahan-mudahan ini menjadi berkah karena telah membuat harum nama Sumbar. “Yang jelas adinda telah membahagiakan kedua orang tua dan masyarakat Sumbar. Meraih presatasi ini juga tidaklah mudah pasti ada kerja keras, ada motivator, ada tekad yang bulat dan ada latihan yang kadang membuat kita menangis karena banyak tempahan-tempahan,” tutur Hendri.
Kakanwil juga minta Kabid Penais Zawa dan Kasi melakukan koordinasi dengan pihak Indosiar, mungkin ada kontrak atau kerjasama yang akan dijalankan Endiko dan dani. Terutama untuk kegiatan-kegiatan keagamaan.
“Alhamdulillah, kedua qori qoriah kita ini nanti akan mewakili Indonesia dalam MTQ international. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda bahwa MTQ Nasional ke 28 di Sumatra Barat juga akan sukses,” harap Hendri.
Sementara Dani Rahman dan Endriko yang diwawancara usai pertemuan cukup terharu dengan apa yang telah mereka raih. Karena keduanya terlahir dari keluarga sederhana dan ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi orang tua mereka. Mereka sangat bersyukur dari prestasi ini ada bonus Rp10 juta dari pihak Indosiar.
Dani Rahman yang merupakan anak ke 9 dari 11 bersaudara ini mengaku dia anak satu-satunya yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Sebab ayahnya yang berprofesi sebagai tukang (kuli bangunan) tak sanggup membiayai pendidikan 11 anaknya.
“Saya anak satu-satunya yang kuliah. Sementara kakak dan adiknya pergi merantau menyambung hidup dengan berjualan nasi Padang,” tuturnya dengan sedikit terharu.
Sementara Endriko, putra rang Agam itu juga terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya sehari-hari berprofesi sebagai mubaligh dan ibunya sebagai ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan. Endriko Putra bungsu dari empat bersaudara. Kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Medan.
Usai temu ramah, Kepala Kanwiil didampingi Kabag TU, Kabid Penais Zawa dan Kasi menyerahkan piagam disertakan uang motivasi dan paket sembako. (*/pta)