Padang, Babarito
Saat pandemi Covid-19 melanda di Indonesia, bekerja dan belajar dari rumah sudah menjadi himbauan dan keharusan, apalagi dengan dilakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Semua urusan baik bisnis, pengetahuan, komunikasi, akses kerja dan lain-lain mulai ramai dilakukan dari rumah.
Nagari terpencil dan sangat jauh dari jangkuan sinyal internet juga punya mahasiswa, siswa dan pekerja yang juga diwajibkan untuk bekerja dan belajar dari rumah.
Saat ini PT. Citra Satelit Pratama (CSP) dengan dikomandoi oleh mantan pimpinan Telkom Sumbar, yaitu Setia Welly, yang memilih pensiun dini dari perusahaan BUMN tersebut, mulai melakukan pembangunan akses internet di lokasi terpencil tersebut.
Setia Welly di Padang, Rabu (29/4) mengatakan, mengatasi kewajiban bekerja dan belajar dari rumah, dalam waktu 2 bulan ini telah dibangun jaringan internet di 40 desa/ nagari.
Seperti misalnya Kabupaten Agam 4 lokasi (Pagadih, Mudiak Palupuh, dll), Kabupaten Sijunjung 19 lokasi (Langki, Sibakur, Sisawah dan lain-lain), Mentawai 2 lokasi (Muara Siberut).
Serta, KabupatenLima Puluh Kota 9 lokasi (Gelugur, Koto Lamo dan lain-lain), Kab. Pasaman 6 lokasi (Cubadak Barat Duo Koto, Muara Tais Mappat Tunggul, Kubu Baru Mappat Tunggul, dll).
Masih banyak nagari yang belum dapat dijangkau oleh PT. CSP, namun Welly mengupayakan agar semua nagari di Sumatera Barat mendapat akses internet.
Kabupaten Sijunjung bisa dikatakan adalah Kabupaten yang sudah tidak ada lagi nagari yang tidak dapat dijangkau oleh akses internet.
Welly menyebutkan, dirinya memadukan unsur pembangunan jaringan internet dengan bisnis. 40 Lokasi yang dibangun tersebut, bekerja sama dengan BUM Nagari dan pebisnis setempat dengan membuat Bisnis Wifi Community.
CSP bersama BUM Nagari meminjam perangkat dari sebuah perusahaan swasta di Jakarta, yang mempunyai perangkat VSAT dan sistem voucher.
Biaya pengiriman perangkat dan instalasi akan dibantu oleh BUM Nagari dan yang membuat bisnis Wifi Community tersebut. Instalasi akan dibantu oleh PT. CSP.
Hanya itu biaya yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ini dan dengan demikian dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan terutama adanya akses internet di nagari yang belum mendapatkan sinyal HP dan akses internet tersebut.
“Biaya yang selama ini sangat mahal untuk membuat sebuah jaringan internet, dengan metode ini sangat murah sekali,” kata Welly lebih lanjut.
Dijelaskannya, voucher yang ditawarkan kepada masyarakat juga sangat murah. Dari voucher harga Rp5.000 sampai harga Rp50.000.
Sangat terjangkau oleh semua lapisan. Dengan bisnis voucher tersebut, selain dapat bisnis di nagari , juga menyediakan jaringan internet di daerah terpencil tersebut dan dengan internet dapat meningkatkan perekonomian nagari tersebut.
Selain untuk bekerja dan belajar dari rumah selama pandemi Covid-19, banyak akses yang dapat diperoleh.
Antara lain kemudahan bertransaksi dengan internet banking, bisa membuat web nagari untuk memasarkan potensi nagari baik pariwisata maupun potensi makanan khas daerah dan dengan online bisa dipasarkan. (*/ti)