Padang, Babarito
Universitas Andalas (Unand) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekan nota kesepahaman untuk mendorong kerjasama literasi dan pengembangan sektor jasa keuangan melalui tridharma Perguruan Tinggi.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan langsung oleh Rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH dan Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida berlangsung di Gedung Convention Hall Kampus Unand Limau Manis Padang pada Jumat (13/3).
Rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH mengatakan kerjasama ini merupakan tindak lanjut untuk membangun bidang pendidikan dan mengembangkan sektor jasa keuangan di Indonesia.
“Mudah-mudahan dengan kerjasama ini segala program yang nanti akan dilakukan menjadi komitmen bersama bagaimana menyiapkan mahasiswa sehingga nanti ketika lulus mereka mempunyai referensi dan pengetahuan yang lain tentang bidang-bidang yang akan dimasukinya,” harapnya.
Dikatakannya ini juga berhubungan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia terkait Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dimana substansi yang diinginkan adalah sebanyak mungkin perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusan disamping belajar di kelas tetapi kedepan juga dibuka kemungkinan belajar diluar kampus.
“Kerjasama dengan lembaga jasa keuangan merupakan salah satu pintu yang bisa nanti dikembangkan untuk mahasiswa bagaimana mereka tahu segala program dan kegiatan yang berada diluar kampus,” ujarnya.
Lebih lanjut, disampaikannya Universitas Andalas berkomitmen untuk program 2020 khusus untuk merdeka belajar dan kampus merdeka ada kontrak kinerja. “Dimana, Universitas Andalas diminta menyiapkan 1.000 mahasiswa untuk bisa melakukan kegiatan diluar kampus,” sambungnya.
“Dengan adanya momentum ini, bagi Universitas Andalas terutama mahasiswa dibekali referensi sehingga ketika turun kemasyarakat nantinya bisa menjelaskan terkait lembaga jasa keuangan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida menyambut baik apa yang disampaikan Rektor Universitas Andalas terkait peran dari mahasiswa untuk berlaku aktif di masyarakat dalam artian tidak hanya dikampus, itu memang sangat diperlukan saat ini dan kedepan dalam pengembangan perekonomian.
“Penandatangan nota kesepahaman terkait implementasi Prgram One Student One Account (OSOA) pada dasarnya untuk meningkatkan inklusi keuangan di indonesia,” terangnya.
Disampaikannya tahun 2016 OJK melakukan survey untuk mengetahui inklusi keuangan dan literasi keuangan di Indonesia, hasil survey menunjukkan ditahun tersebut tingkat inklusi keuangan 69% dan literasi keuangan sekitar 29%.
Tahun kemarin dikatakannya OJK juga kembali melakukan survey dan hasil survey tersebut menunjukkan tingkat inklusi keuangan 76% dan literasi sekitar 35%.
“Sebetulnya kalau dilihat dari capain pada tahun lalu sebenarnya target pemerintah hanya 75%, artinya kita sudah melewati target tersebut,” ujarnya.
Tetapi ia merasa belum puas karena Indonesia sangat besar begitupun juga ekonominya namun tingkat inklusi terutama tingkat pemahaman masyarakat terhadap sektor jasa keuangan masih rendah.
Oleh karena itu, ia berupaya semaksimal mungkin untuk bisa lebih meningkatkan baik inklusi maupun literasi keuangan.
“Salah satu upaya yang dilakukan OJK yaitu program OSOA yang ditargetkan tahun ini seratus persen seluruh mahasiswa punya account,” ungkapnya.
Menurutnya, penandantanganan nota kesepahaman ini tepat sekali karena nanti kerjasama OJK dengan Universitas Andalas tidak hanya terkait menghasilkan one student one account tetapi mahasiswa juga bisa menjadi agen perubahan dengan lebih memahami sektor jasa keuangan.
Setelah itu, dilanjutkan dengan Kuliah Umum mengenai Peran OJK dalam meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan serta Perlindungan Konsumen. (*/ti)