Padang, Babarito
Pembuatan hand sanitizer oleh labor Fakultas FMIPA dan Fateta Unand untuk menghadang wabah virus corona, tuntas. Hand sanitizer itu dikemas dalam botol 200 ml dan 300 ml dan dibagikan secara gratis kepada para mahasiswa.
“Akhirnya Unand bisa membuat hand sanitizer sederhana. Ini merupakan wujud kepedulian Unand dan Ikatan Alumni (IKA) Unand untuk bersama dalam gerakan lawan corona virus,” ujar Wakil Rektor III Unand, Insannul Kamil, Jumat (20/3).
Mahasiswa yang mendapatkan hand sanitizer secara gratis, mengaku sangat senang. Sebab mereka sudah lelah mencari di apotik maupun swalayan, tetapi tidak ada yang menjualnya. Persediaan tidak ada kata penjaga toko dan apotik.
“Terima kasih untuk bapak ibu alumni Unand. Meski kami kuliah di rumah tapi kami tidak pulang kampung, kami masih di Padang dan tidak mau menjadi pembawa virus kepada ibu dan bapak serta keluarga di kampung,” ujar mahasiswa Fateta, Karsiman, usai menerima hand sanitizer produksi Unand didukung DPP IKA Unand.
Sekjen DPP IKA Unand, Reni Mayerni yang tengah berada di Jakarta terus memantau produksi hand sanitizer oleh para alumni tersebut, sampai pengemasan hingga pembagiaan kepada mahasiswa.
“Allhamdulillah, musibah virus corona membangun semangat kebersamaan. Terima kasih Pak Rektor dan jajaran Unand serta Pak Dedi, Rektor Unidha, juga rekan pengurus DPP IKA Unand yang bekerja cepat untuk menghasilkan hand sanitizer ini,” ujar Reni Mayerni.
Ditambahkan Reni, untuk membuat hand sanitizer itu para alumni mengumpulkan donasi. Hingga saat ini donasi yang terkumpul sudah mencapai Rp70 juta.
“Kita terus memproduksi. Produksi tahap pertama ini untuk dibagikan di lingkungan Unand. Selanjutnya kita produksi untuk dibagikan kepada masyarakat, termasuk mengakomodir kebutuhan di Bandara BIM yang juga ingin dibantu hand sanitizer,” katanya.
Reni juga mengapresiasi perkumpulan Indo Jalito yang merupakan organisasi Bundo Kanduang di Jakarta yang menyatakan siap mendukung pembuatan hand sanitizer itu. Hanya saja untuk pengemasannya, Tim IKA Unand Peduli mengakui sedikit kesulitan untuk memenuhi botol penyimpan cairan hand sanitizer. Ketersediaan botol sangat terbatas, sementara untuk dibagikan kepada banyak orang, tentu butuh wadah botol yang jumlahnya cukup banyak.
“Kendalanya ketersediaan botol terbatas. Kita tengah mengupayakan dengan manfaatkan seluruh jaringan untuk mendapatkan botol. Sampai sekarang labor terus memproduksi cairan pembersih tangan ini,” ujar Ilham, anggota Tim IKA Unand Peduli. (*/pta)