Bukittinggi, Babarito
Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menepis kabar di media sosial yang menyebutkan Kota Bukittinggi Lockdown dan pasar ditutup. Ramlan menegaskan, informasi itu adalah HOAX.
“Sampai saat ini Kota Bukittinggi belum menetapkan status lockdown. Informasi yang berkembang di media sosial itu adalah Hoax!” tegasnya, Minggu (29/3).
Dia menegaskan, informasi yang berkembang bahwa Kota Bukittinggi lockdown itu adalah tidak benar. Penetapan status lockdown ada mekanismenya, ada aturannya. Sampai saat ini, Pemko Bukittinggi belum sampai sejauh itu (menetapkan lockdown).
Dia mengakui, ada dua orang warga Kota Bukittinggi yang sudah dinyatakan positif corona virus disease (Covid-19). Saat ini sedang menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Ahmad Mukhtar (RSAM).
“Selain dua orang tersebut, sampai hari ini tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 di Bukittinggi. Dua orang tersebut sedang dirawat di RSAM bersama dua pasien lainnya asal Tanah Datar dan Kota Padang,” tegasnya lagi.
Dia meminta masyarakat tidak memperkeruh suasana dalam kondisi seperti saat ini. Masyarakat mestinya sejalan dengan pemerintah dalam berbagai langkah – langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tidak justru menyampaikan informasi yang bisa menimbulkan kepanikan.
“Pencegahan penyebaran Covid-19 membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat. Demi keselamatan bersama, pemerintah terus berjuang dan mengambil langkah – langkah yang diperlukan,” ujarnya.
Dia menegaskan, untuk menetapkan status lockdown, ada aturannya. Untuk mengambil keputusan lockdown, harus berdasarkan perkembangan situasi disertai kajian yang matang.
“Harus sesuai dengan situasi yang berkembang dan membutuhkan kajian untuk menetapkan status. Sebab ketika status (lockdown) itu ditetapkan ada konsekwensi dan risiko terhadap keputusan itu,” terangnya.
Dia menyebutkan, misalnya tidak ada yang boleh keluar maupun masuk kota. Ketika itu diberlakukan dan masih ada yang mencoba masuk, akan ditangkap. Kemudian, juga kebutuhan pokok masyarakat, dan banyak lagi lainnya yang harus dipersiapkan.
“Jangan asal lockdown saja. Jadi saya tegaskan, informasi yang beredar itu adalah Hoax,” tegas Ramlan.
Dia menjelaskan, Pemko Bukittinggi dalam upaya pencegahan penyebaran COvid-19 sudah mengambil berbagai langkah. Mulai dari merumahkan anak – anak sekolah, menutup objek – objek wisata, meliburkan ASN yang hamil dan menyusui serta kebijakan bekerja dari rumah untuk seluruh ASN termasuk guru.
Hampir seluruh tempat pelayanan dan fasilitas umum dan rumah ibadah juga dilakukan penyemprotan disinfektan. Sebagai upaya mensterilkan fasilitas umum, rumah ibadah dari kemungkinan adanya penyebaran virus.
Sekali lagi, Ramlan meminta masyarakat untuk tidak mengembangkan isu dan menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya. Termasuk juga hoax mengenai adanya tambahan warga yang positif Covid-19, sampai saat ini tidak ada tambahan.
Selain itu, Ramlan juga meminta warga untuk tidak “menghukum” orang terkait Covid-19. Harusnya men-support pasien untuk tetap yakin menjalani pengobatan.
“Buktinya, sudah banyak yang sembuh, artinya penyakit yang ditimbulkan wabah Covid-19 ini bisa disembuhkan. Jadi jangan menghukum, jangan menghakimi,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Bukittinggi AKBP Imam Pribadi Santoso mengingatkan warga untuk tidak asal membagikan informasi yang tidak jelas. Masyarakat juga jangan langsung percaya terhadap informasi yang datang tanpa melihat sumbernya.
“Pastikan dulu informasinya, apakah dari sumber yang terpercaya dan disampaikan oleh pihak berwenang. Jangan asal membagikan, karena penyebaran berita hoax bisa dipidana,” tegasnya. (*/abd)