Pesisir Selatan, Babarito
Batik Mande Rubiah asal Kecamatan Lunang selalu melakukan inovasi. Dimana hasil olahan batik dirubah menjadi aneka kerajinan diantaranya sepatu, tas, selendang hingga pakaian. Hal ini dilakukan untuk menambah nilai ekonomi dan nilai jualnya.
Pelopor Batik Mandeh Rubiah, Dewi Hapsari K mengatakan, usaha batik telah menjadi usaha yang menjanjikan karena pakaian batik telah menjadi pakaian resmi baik di kantor, instansi pemerintah hingga perusahaan swasta. Omzetnya pun juga cukup menjanjikan, setiap bulannya usaha ini mampu menghasilkan ratusan potong pakaian yang bahan dasarnya adalah dari batik yang diminati berbagai konsumen baik luar maupun di dalam Pesisir Selatan.
“Karena itulah berbagai olahan batik yang dihasilkan dan diinovasikan dengan berbagai aneka kerajinan. Ini sengaja dilakukannya untuk meningkatkan nilai jual dan ekonomi,” tukasnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni mengungkapkan batik yang dimiliki oleh Kabupaten Pesisir Selatan sudah dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat di Sumatera maupun luar Sumatera seperti Jakarta hingga luar negeri. Karena itulah batik Mande Rubiah ini menjadi salah satu produk andalan masyarakat Pesisir Selatan.
Lisda mengungkapkan, nama Batik Mande Rubiah memiliki motif yang cantik terinspirasi dari iluminasi naskah kuno koleksi Rumah Gadang Mande Rubiah. Hasil karya anak nagari menggunakan pewarnaan alami yang diproduksi di Kecamatan Lunang.
“Dengan semakin dikenal dan diminati batik asli Pesisir Selatan oleh masyarakat, maka impian kita menjadikan Pesisir Selatan sebagai sentra batik Sumatera Barat akan semakin terwujud,” harap Lisda.
Lisda menjelaskan, bahwa Pesisir Selatan saat ini selain dikenal dengan pariwisatanya, juga sudah dikenal dengan hasil batiknya. Saat ini sudah tiga Kecamatan yang mengembangkan batik asli Pesisir Selatan yakni Kecamatan IV Jurai, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dan Kecamatan Lunang. (*/pta)