Padang, Babarito
Bencana alam yang terjadi di Sumatra Barat (Sumbar) pada beberapa waktu lalu, mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Sumbar. Pasalnya pada triwulan IV tahun 2019 lalu, pertumbuhan ekonomi di Sumbar yakninya 5,05%. Bila dibandingkan pada tahun sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi di Sumbar melambat yakninya sebesar 5,16%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Pitono, bencana alam yang terjadi diberbagai wilayah di Sumbar, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Sumbar.
“Bila dilihat dari sektor pertanian, terjadinya gagal panen yang disebabkan oleh banjir di beberapa daerah di Sumbar,” katanya, ketika melakukan jumpa pers kepada awak media, terkait berita resmi statistik di BPS, Rabu (5/2).
Selain dipengaruhi oleh bencana alam, salah satu pengaruh pertumbuhan ekonomi di Sumbar adalah adanya perang dagang internasional yang saat ini masih terjadi.
“Maka dari itu, peranan dalam konsumsi rumah tangga sangat penting, bila dilihat peranannya yakninya 53%, sehingga perlu dipertahankan dan juga investasi, sehingganya pertumbuhan ekonomi di Sumbar tetap bertahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, maka inflansi harus dikendalikan supaya daya beli tidak turun.
“Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,72% pada tahun 2019, dan mengalami deflasi di tri wulan IV tahun 2019 sebesar 0,16%,” tambahnya.
Di sisi lain, kepala BPS Sumbar menjelaskan, program pemerintah dalam membantu pertumbuhan ekonomi di Sumbar memiliki peranan yang penting.
“Bantuan sosial tunai dari pemerintah, tumbuh tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,” ujarnya. Ia berharap pertumbuhan ekonomi di Sumbar terus bertahan. (oke)