PADANG, BABARITO–Beredarnya hasil survei dari sebuah lembaga survei nasional dalam beberapa hari terakhir menempatkan kader Demokrat Mulyadi sebagai pemenang Pilgub Sumbar, andai dilakukan saat ini. Berita itu marak di berbagai media massa, baik cetak dan online.
Namun, apakah hasil itu bisa dipercaya begitu saja dan akan mengubah pilihan masyarakat? Sejumlah warga yang diwawancarai babarito.com mengaku tidak terlalu memusingkan hasil survei-survei yang beredar. Karena, menurutnya, bisa saja itu dipesan atau diskenariokan seolah-olah seseorang memenangkan Pilkada, atau pemilihan lainnya.
Riko M (30), warga Jati, Padang Timur, Kota Padang mengaku sudah melihat hasil survei lembaga tersebut sejak dua atau tiga hari terakhir, bahkan sebelum beredar sebagai berita. Namun, menurutnya itu adalah bagian dari strategi dari tim sukses calon untuk menyukseskan jagoannya. Namun, hal itu tak membuatnya gusar untuk memilih Mahyeldi di Pilgub September nanti.
“Tak masalah itu, mau survei manapun. Toh kalau mau, tim Mahyeldi menurut saya bisa juga merelis survei-survei yang memenangkan dirinya. Karena, juga sudah beredar banyak sebelum ini. Kami masih yakin Buya Mahyeldi memang. Karena masyarakat Sumbar memang senang dengan Buya. Buya juo dek kami nyo,” katanya kepada media ini.
Warga Kota Solok, Soni (40) mengaku cukup heran dengan hasil survei yang beredar menempatkan seseorang memenangkan Pilgub. Padahal, tidak begitu banyak kinerjanya yang terdengar selama ini. Namun, dia tak begitu memermasalahkan dan tak ingin terpengaruh dengan survei. Karena, tidak semua lembaga survei kredibel dan bisa dipercaya. Apalagi kalau berstatus konsultan dan sejenisnya.
“Kita lihat sajalah siapa yang akan menang nanti. Biarkanlah ada yang menjadi Gubernur survei, tapi yang jadi Gubernur Sumbar 2021-2026 Buya kita Mahyeldi. Sudahlah, masyarakat tak akan salah pilih kalau Mahyeldi. Yang lain masih janji-janji, Buya Mahyeldi sudah membuktikannya di Kota Padang. Kini Padang begitu bagus dan pembangunannya sangat oke.
Seorang mahasiswa ilmu politik di Kota Padang, Deni R mengaku tidak begitu saja percaya lembaga survei. Karena, pada Pilgub serentak 2017 lalu, terjadi banyak kecelakaan lembaga survei. Bahkan, ada yang perbedaan hasil survei terakhirnya dengan hasil penghitungan suara di KPU berbeda jauh, sampai 20 persen.
“Kalau hasil survei jelang Pilgub bedanya 20 persen dengan hitungan KPU, apa betul bisa dipercaya lembaga surveinya. Kami di mahasiswa sebenarnya sudah sering juga berdiskusi soal siapa yang akan menang di Pilgub. Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah sangat berpeluang. Karena, mayoritas hasil survei yang tidak berpihak kepada salah satu calon memenangkan dirinya. Bahkan angkanya jauh di atas pesaing-pesaingnya,” katanya. (and)