Padang, Babarito
Pasca tewasnya hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan yakninya Jamalaudin yang diduga dibunuh, membuat sejumlah hakim di PN merasa waspada. Pasalnya belum adanya pengamanan khusus bagi para hakim.
Menurut humas PN Kelas IA Padang Gutiarso, ketika ditemui di ruang kerjanya, keamanan hakim hanya terjadi saat sidang di pengadilan.
“Salah satunya dengan cara, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan bagian informasi. Para pengunjung sidang yang yang ingin bertemu dengan hakim tidak ada aksesnya,” katanya, Senin (2/12).
Selain itu ia menambahkan, untuk para hakim yang melakukan sidang lapangan, khususnya untuk perkara perdata diperlu kewaspadaan.
“Ya kalau tempat tersebut sekiranya tidak aman, untuk dilakukan sidang lapangan, maka para hakim harus mundur. Sesuai dengan perintah dari Makamah Agung (MA), hakim harus mengutamakan keselamatan,” tambahnya.
Tak hanya itu rumah dinas para hakim juga memiliki kerawanan, namun demikian hingga kini belum ada protap yang jelas dari Makamah Agung (MA) dan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) dari MA pun tidak ada, tentang pengawalan keamanan hakim.
Dikatakannya, untuk wilayah Kota Padang, keadaan hingga kini masih terbilang aman.
“Untuk Kota Padang masyarakatnya agamis dan masih aman,” ujarnya.
Terkait meninggalnya hakim PN Medan yakninya Jamaludin yang diduga dibunuh, membuat keluarga PN Kelas I A Padang terkejut. Humas PN Kelas IA Padang Gutiarso menyebutkan, masih menunggu hasil dari kepolisian.
“Ya kita tunggu saja harapannya, polisi dapat menangkap pelaku dan apa sih motifnya,” tutupnya.
Sosok Almarhum Dimata Sahabatnya
Almarhum Jamaludin pernah bertugas di PN Kelas I A Padang, dari tahun 2013 hingga 2015. Selama menjadi hakim di PN Kelas IA Padang, perkara yang ditanganinya hampir sama dengan hakim lainnya, yaitu perdata, pidana, Pengadilan Hubungan Industri (PHI) dan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Almarhum Jamaludin dikenal sangat baik dan mudah bergaul, karena almarhum sering menggunakan kata “memang”, kepada para rekan-rekannya. Salah satu rekan almarhum yaitu Rino, yang juga Panitera Pengganti (PP) PN Kelas I A Padang, mengaku kehilangan.
“Beliau orangnya sangat baik saya tidak menyangka akan begini jadinya,” imbuhnya.
Dijelaskannya bahwa dirinya, mendapat informasi tentang meninggalnya Jamaludin dari rekannya, yang berada di PN Aceh, sehingganya berita tersebut sampai ke PN Kelas IA Padang.
“Sungguh sedih sekali atas peristiwa ini, harapannya pelaku dihukum seberat-beratnya,” imbuhnya.
Dalam berita sebelumnya, almarhum ditemukan tidak bernyawa di area kebun sawit, Deli Serdang, pada Jumat (29/11). Diduga almarhum dibunuh, usai dilakukan autopsi. Kemudian, dipulangkan ke Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Aceh, untuk dikebumikan di kampung halamannya. (oke)