Oleh Ahmad R (Pemerhati Sosial Politik)
Usai pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, Indonesia kembali akan menggelar pesta demokrasi di tingkat daerah pada September 2020 mendatang. Ada 270 daerah yang akan menggelar pilkada seretantak. Rinciannya, 9 pemilihan gubernur, 224 pemilihan bupati dan 37 pemilihan wali kota.
Sembilan provinsi yang akan melaksanakan pemilihan gubernur adalah Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Menarik mencermati pemilihan gubernur di Sumatra Barat setelah petahana Irwan Prayitno tak lagi ikut bertarung. Sebab, Irwan telah dua periode memimpin Sumbar.
Sejumlah nama muncul ke permukaan untuk menggantikan posisi Irwan sebagai Gubernur Sumatra Barat. Merekalah yang kemudian digadang-gadang layak tampil di ajang pilgub. Soal siapa yang layak memimpin Sumbar lima tahun ke depan, rakyatlah yang menentukan.
Dari kolega Irwan Prayitno di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ada tiga nama yang mengapung ke permukaan. Selain Mahyeldi Ansharullah (Wali Kota Padang), Riza Falepi (Wali Kota Payakumbuh), juga ada nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.
Di luar tiga nama itu, ada nama Nasrul Abit (Wagub petahana), Ali Mukhni, Indra Catri, M. Shadiq Pasadigoe, Epyardi Asra, Mulyadi, Irjen Pol. Fakhrizal (Kapolda Sumbar), Genius Umar, dan lainnya.
Dari sejumlah nama tersebut, Mahyeldi Ansharullah disebut-sebut punya peluang besar menggantikan Irwan Prayitno. Apalagi, jika membaca karir politik Mahyeldi di Sumbar rasanya peluang menggantikan Irwan sebagai hal yang wajar. Ditambah lagi banyaknya dukungan masyarakat yang menginginkan Mahyeldi maju di Pilgub Sumbar.
Tengok saja karir politik pria kelahiran Bukittinggi 52 tahun lalu itu. Dimulai sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Wakil Wali Kota Padang, dan kini menjadi Wali Kota Padang yang kini memasuki periode kedua.
Pencapaian karir politik Mahyeldi yang terbilang cemerlang tersebut tak mungkin jika tak dekat dengan rakyat. Aktivitasnya di pergerakan Islam dan sebagai mubaligh membuat Mahyeldi banyak dikenal orang. Duduknya ia di legislatif, terpilih menjadi Wakil Wali Kota Padang, dan berlanjut terpilih menjadi walikota Padang hingga dua periode membuktikan bahwa rakyat Padang percaya Mahyeldi mampu memimpin Kota Padang.
Faktanya memang Mahyeldi mampu mengembang amanah rakyat Padang. Hal itu dibuktikan dengan beragam prestasi dan penghargaan yang diterima Mahyeldi dan pemerintah kota Padang. Antara lain, Wahana Tata Nugraha (bidang perhubungan), Anugerah Peduli Pendidikan (bidang pendidikan dan kebudayaan), SwastiSaba Wistara (bidang kesehatan).
Tak hanya itu. Lainnya adalah menerima Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK, Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Kota Peduli Hak Asasi Manusia dari Kemenkumham.
Sebagai wali kota, Mahyeldi juga menerima penghargaan Marketeer of The Year Padang 2016. Dan masih banyak lagi penghargaan dan prestasi yang ditorehkan Mahyeldi selama memimpin Kota Padang, baik di tingkat provinsi maupun tingkat pusat
Prestasi dan penghargaan yang diraihnya tentu saja menggambarkan kemampuan sosok Mahyeldi dalam memimpin daerahnya. Tidak saja kemampuan dalam memenej jajarannya, tetapi juga kemampuan menggerakkan rakyatnya untuk peduli dan sama-sama membangun Kota Padang.
Mahyeldi sudah membuktikan keberhasilannya membangun Kota Padang. Duduknya kembali Mahyeldi di periode kedua sebagai walikota Padang menunjukkan bahwa rakyat percaya kepadanya. Percaya bahwa Mahyeldi mampu membangun Kota Padang, baik infrastrukturnya maupun manusianya.
Kini Mahyeldi diuji di arena yang lebih besar lagi. Bukan lagi memimpin Kota Padang, tetapi Provinsi Sumatera Barat. Mampukah ia meraih kepercayaan rakyat untuk memimpin Sumbar. Jika melihat potensi yang dimiliki Mahyeldi, rasanya dialah sosok pemimpin baru Sumbar lima tahun ke depan.