Padang, Babarito
Dengan menelusuri jalan Kota Padang setiap hari, M. Dani bocah berumur 13 tahun ini, tak merasakan lelah. Pasalnya ia tetap semangat menjajahkan daganganya.
Meskipun keringat ditubuhnya bercuruan, Dani terus saja berjalan dan menawarkan dagangannya kepada orang-orang untuk membeli peyek atau rakik yang dijajakannya.
Peyek atau rakik, yang dibungkus dengan plastik putih dan diikat dengan karet berwarna kuning, dan ditaruh di dalam baskom, dijual dengan berkeliling. Disaat teman-temannya sedang sibuk bermain, namun dirinya rela membantu orang tuanya.
“Dalam sehari peyek atau rakik yang saya jual terdakang habis, terkadang tidak habis,” katanya saat diwawancari, Jumat (21/1) siang kemaren.
Dani yang berjualan dengan menggunakan sendal cepit ini mengaku, peyek yang dijual merupakan buatan orang tuanya.
“Saya hanya menjual saja, tetapi yang membuatnya orang tua saya,” ujarnya.
Ia mengaku sudah tiga tahun melakoni pekerjaan tersebut. “Untung dari penjualan peyek atau rakik ini cuma Rp 2000 per bungkus, namun demikian saya tetap bersyukur. Uang tersebut saya tabung, dan nanti kalau sudah penuh saya guna untuk kebutuhan saya sehari-hari sehingga saya tidak lagi membebani orang tua,” ucap bocah lugu ini.
Dalam sehari Dani membawa dagangannya sekitar 10 bungkus. Satu bungkusnya dijual dengan harga Rp15000. Dani yang memiliki empat orang bersaudara ini terlihat tidak mengenal lelah, pasalnya dari rumah ia berjalan kaki hingga ke pusat kota.
“Saya tinggal di Balai Baru, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Jadinya dengan berjalan kaki saya berjualan,” imbuhnya.
Ia memiliki cita-cita yang sangat tinggi. Dirinya ingin melanjutkan kembali sekolahnya. “Dulu saya pernah sekolah tetapi berhenti, saya berhenti gara-gara berkelahi sama teman. Tetapi saya ingin lagi untuk bersekolah seperti teman-teman saya yang lainnya, karena saya memiliki cita-cita yakninya menjadi orang sukses,” tandasnya.
Dani bercerita saat ini, dirinya tinggal bersama ibu dan satu orang adiknya, sedangkan dua kakaknya sudah tidak lagi tinggal bersamanya, karena telah berkeluarga.
“Ayah saya sudah lama meninggal, waktu itu saya masih kecil. Jadi saat ini membantu ibu saya untuk mencari uang, sedangkan adik saya yang paling kecil saat ini masih sekolah,” tutur bocah berbaju kaos hitam ini.
Selain itu Dani juga bercerita, selain membuat peyek ibunya juga menjahit pakaian. Peyek yang dijual oleh Dani ternyata memiliki rasa yang enak, sehingga para pembeli, mau membeli dagangannya.
Salah seorang pembeli yakninya Topik, mengaku peyek yang dijualnya sangat enak. “Saya suka dengan peyek atau rakik, yang dijual, karena enak,” pungkasnya. (Oke)