Padang, Babarito
Pertemuan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Padang Mahyeldi dengan Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumbar Febby Dt Bangso Ahad (17/11) membuat konstelasi politik menjelang pilkada Sumbar semakin menarik. Pengamat politik dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Eka Vidya Putra, M.Si memberikan tanggapan terkait hal tersebut.
Menurutnya, pertemuan Mahyeldi dengan Febby Dt Bangso belum bisa mengarah pada koalisi PKS dengan PKB untuk maju dalam perhelatan pemilihan gubernur 2020 nanti. Karena hal tersebut baru penjajakan awal.
“Selama ini belum ada sejarah, PKS dengan PKB berkoalisi di Sumbar. Namun kemungkinan itu selalu terbuka. Karena partai-partai besar akan sulit berkoalisi sesama mereka, masing-masing partai ingin mengajukan calon gubernurnya sendiri. Maka koalisi partai besar dengan menengah jadi besar peluangnya,” ujar Eka, Selasa (19/11).
Ia melanjutkan, koalisi yang perlu diperhatikan bukan hanya terkait jumlah kursi partai di DPRD. Karena hal tersebut hanya untuk tiket menjadi kandidat. Yang paling penting adalah pasangan calon yang akan maju.
Terkait kemungkinan pasangan Mahyeldi dengan Febby Dt Bangso, Eka mengingatkan beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan.
“Mempertimbangkan suara partai, PKB belum bisa mendongkrak pasangan tersebut nantinya. Lalu secara figuritas, Mahyeldi sudah punya basis di Kota Padang. Sedangkan Febby sudah mencoba jadi calon Wali Kota Bukittingi dan caleg untuk DPR RI, namun belum berhasil,” kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang (UNP) tersebut.
Eka menambahkan, kalau mempertimbangkan daerah pemilihan (dapil), Mahyeldi dapat mewakili dapil Sumbar 1, sedangkan Febby Dt Bangso mewaliki dapil Sumbar 2. Hal tersebut bisa menjadi kekuatan pasangan tersebut. (ti)