Padang, Babarito
Beastudi Etos Padang kembali menggelar acara lepas juang yang berlangsung di Gedung Seminar E, Universitas Andalas, Sabtu (02/11). Beastudi Etos Padang, tahun ini meluluskan 17 wisudawan berprestasi yang dipimpin oleh manajemen wilayah Padang, Hasdi Putra, S.T., M.T..
“Lepas juang kali ini sedikit berbeda dari acara-acara sebelumnya, karena adanya kongres alumni beastudi etos. Ada juga talkshow dengan alumni yang sudah bersinar di karirnya sebagai professional, akademisi dan enterpreuner ulung. Memang selalu ada transformasi yang dilakukan setiap tahun, termasuk Beastudi Etos yang sudah bertransformasi menjadi etos id,” ungkap Manajemen Wilayah Beastusi Etos, Hasdi Putra, dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan bahwa transformasi ini adalah refleksi cara menyikapi perubahan yang ada, zaman telah berganti, teknologi berkembang.
“Jika dulu etos adalah inspirator terbentuknya bidikmisi nasional, sekarang alumni diharapkan juga mampu menjadi muzakki yang terus menebar kebermanfaatan dalam kehidupan pasca kampus. Berkiprah dengan sebaik-baik kiprah, kita tunggu di puncak kesuksesan,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan berbagai prestasi juga telah dicapai oleh wisudawan maupun beastudi Etos Padang dalam kancah nasional maupun internasional.
Pada lepas juang kali ini, tercatat wisudawan terbaik diraih oleh Chania Neo Utami, mahasiswi jurusan Sastra Inggris. Sementara itu, sebanyak 90% dinyatakan sebagai lulusan prestasif dan 70% dinyatakan sebagai lulusan yang aktif di organisasi intra/ekstra kampus.
“Wisuda ini menjadi hari terakhir kami dibina dan ditempa. Beastudi etos telah membantu kita kuliah dan mewujudkan impian. Dulu, sebagai mahasiswa kami mengemban tanggungjawab pada akademik maupun organisasi yang kami geluti, akan tetapi, pada hari ini tanggungjawab yang diemban semakin besar yakni tanggungjawab untuk terus menebar kebermanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Rafki Saputra sebagai ketua wisudawan dalam sambutannya.
Prosesi lepas juang kemudian dilanjutkan dengan talkshow dengan Sanifo Musafil, S.H., M.H. yang menjabat sebagai jaksa kejaksaan tinggi untuk wilayah Sumatera Barat, Ferdinal Asful, S.P., M.Si yang menjabat sebagai dosen Universitas Andalas, dan Esa Saputra, S.Pt selaku founder Penjaga Perut Yatim. Selain itu, ada juga wakil rektor 3 Universitas Andalas, LPPM Universitas Andalas, DD Singgalang, dan Volunter Etos yang turut hadir dalam acara talkshow.
Ketiga tokoh pemateri talkshow memaparkan masing-masing pengalaman dan tips sukses pasca kampus. Salah satunya adalah Sanifo Musafil, tokoh kelahiran Pesisir Selatan ini memberikan tips sukses, yaitu membiasakan hidup dengan target yang spesifik, terukur, dan logis, membiasakan teamwork, dan komitmen dalam setiap target yang dibuat.
Dosen Universitas Andalas, Ferdinal Asful dalam talkshow menyampaikan bahwa anak muda sekarang perlu dihajar, bukan di ajar lagi. Hal ini dilakukan agar mahasiswa mampu memanfaatkan setiap peluang untuk menambah wawasan. Terus berbagi informasi agar rasa empati semakin terasah. Mahasiswa harus memiliki jiwa yang merdeka. Tidak berharap lebih kepada perguruan tinggi, dosen, atau orang lain, tapi bangun kepercayaan diri, bangun network, bangun trust dengan orang lain.
“Kita bisa jika terus berusaha dan percaya. Jadikan uang sebagai produksi, bukan konsumsi sehingga anda menjadi pribadi yang produktif, bukan pribadi yang konsumtif. Beastudi etos sudah belasan tahun membentang kebermanfaatan, belasan tahun menjadi model pencetak generasi pemimpin yang kontributif, peduli lingkungan dan masyarakat. Rasanya Beastudi Etos juga pantas menjadi model untuk menghajar sistem pendidikan perguruan tinggi yang sudah mulai mati rasa,” tegasnya.
Sedangkan dari sudut pandang enterpreuner, Esa Saputra menyebutkan bahwa ada ratusan juta uang beredar di sekeliling kita, namun jarang ada orang yang mengeksekusi peluang tersebut. Untuk menjadi sukses, masalah harus dilihat sebagai peluang. Tujuan bisnis bukan hanya uang, tapi surga.
“Harus diluruskan niat bahwa tujuan bukan harta namun ibadah kepada Allah. Sejak awal etoser sudah menjadi salah satu agen perubahan peradaban manusia di Indonesia, jadi etoser sudah seharusnya kritis, tidak mudah terpedaya, tidak mudah terpenjara dengan sistem yang salah, tidak terjebak di fashion yang salah. Dimanapun dan sebagai apapun, kita bisa terus menebar kebermanfaatan dalam bentuk yang beda-beda. Bisa jadi akademisi yang menjadi inisiator gerakan sosial, professional yang peduli rakyat, dan enterpreuner yang bekerja untuk orang-orang membutuhkan,” tuturnya. (abd)
Prosesi wisuda diakhiri dengan pemberian selamat kepada wisudawan, foto bersama, dan dilanjutkan dengan kongres seluruh alumni beastudi. (abd)