Pariaman, Babarito
Wali Kota Pariaman Genius Umar menyampaikan ucapan duka mendalam atas korban tenggelamnya kapal penumpang menuju Pulau Angso Duo, Sabtu (26/10).
“Atas nama pribadi dan pemerintah Kota Pariaman, saya menyampaikan rasa duka yang amat dalam,” kata Genius.
Begitu menerima kabar tenggelamnya kapal menuju objek wisata tersebut, Genius langsung memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Kesehatan Kota, Kepala Dinas Pariwisata dan Kepala BPBD Kota Pariaman untuk terus melakukan pantauan lokasi dan konsentrasi, untuk mencermati keadaan korban selamat yang dirawat di RSUD Kota Pariaman.
“Saya sudah tugaskan beberapa personel dari Dinas kesehatan, BPBD dan satpol PP untuk berada dan piket 24 jam di RSUD sampai semua korban yang dirawat dinyatakan pulih,” ujar Genius.
Ia mengingatkan kepada wisatawan bahwa jalur resmi dari Pemerintah Kota untuk menuju Pulau Angso Duo adalah di Dermaga Muaro, bukan dari tempat lain.
Kepada petugas yang bersangkutan dengan layanan transportasi laut, Genius sangat menekankan dan memerhatikan keselamatan penumpang angkutan laut menuju beberapa objek wisata pulau di wilayah Kota Pariaman.
Ia mengungkapkan, akan segera membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) atas musibah ini. “Apa penyebabnya, di mana kelalaiannya, harus menjadi kajian untuk pelajaran ke depan,” katanya.
Wisatawan harus merasa aman dan nyaman berada di kota Pariaman. Musibah ini sungguh sangat memukul kita. Untuk ini, saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Pariaman menyampaikan rasa duka yang amat dalam. Semoga almarhum husnul khotimah”, ucap Genius dalam mata yang sabak dan suara yang tersekat duka.
Pada musibah itu tercatat satu orang meninggal dunia yakni Masyirida (39), guru SMPN 1 Palupuh, Kabupaten Agam.
Salah seorang penumpang mengatakan, di kapal yang dinakhodai Jabal (32) tersebut terdapat 24 penumpang. Penumpang tersebut antara lain; 6 orang berasal dari Kecamatan IV Koto Aur Malintang Padangpariaman, 12 orang Guru SMPN 1 Palupuh, Kabupaten Agam, empat orang mahasiswa dari Padang dan dua orang dari Bawan, Kabupaten Agam.
Beberapa sumber menyebutkan, kapal berangkat dari anjungan dekat kantor BPBD sekitar pukul 16.00 WIB. Sejak berangkat, gelombang sudah mulai besar sehingga air masuk ke dalam kapal.
ABK berusaha menimba air untuk dikeluarkan. Kapal terus melaju, sementara air masuk ke kapal tak terhindarkan. Melihat kondisi kapal dalam keadaan mencemaskan, ABK minta pertolongan ke kapal lainnya. Pertolongan dari kapal lain segera datang.
Sumber lain menyebutkan, beberapa penumpang saling berebutan saat dievakuasi ke kapal lain yang datang membantu. Untuk korban yang meninggal dunia sudah dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka di Bukitinggi. (*/ti)