Padang, Babarito
Bencana gempa bumi 30 September 2009 lalu, selain menyisakan luka setidaknya juga menyisakan beberapa pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah daerah, petugas terkait dan seluruh elemen masyarakat di Kota Padang.
Di mana gempa berkekuatan 7,6 SR itu telah menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa di beberapa wilayah di Sumatra Barat termasuk Kota Padang.
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota dan 4 kabupaten di Sumatra Barat. Begitu pun korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang dan korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, dan 78.604 rumah rusak ringan.
Pasca kejadian tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Padang pun secara aktif terus melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana dari berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan.
Mulai dari meningkatkan sarana prasarana pendukung hingga peningkatan kapasitas petugas kesehatan melalui pelatihan serta simulasi penanganan korban akibat bencana.
“Maka itu, atas nama Pemerintah Kota Padang kita sangat menyambut baik digelarnya simulasi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di Kota Padang kali ini. Dan kita berterima kasih sekali kepada Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, yang telah menunjuk Kota Padang untuk pelaksanaan simulasi tersebut,” ungkap Asisten Administrasi Setda Kota Padang, Didi Aryadi sewaktu membuka kegiatan simulasi yang dilangsungkan di Lapangan Sepakbola TVRI Sumbar, Kamis pagi (10/10).
Didi mengharapkan, setelah mengikuti simulasi ini peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan, BPBD dan stakeholder terkait lainnya di Kota Padang dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan. Sehingga sewaktu dan setelah terjadi bencana masing-masingnya dapat mengurangi faktor risiko akibat bencana, serta saling bekerjasama satu sama lainnya.
Dijelaskan Didi, sebagai kota yang berpotensi tinggi rawan terhadap bencana tentu membutuhkan kesiapsiagaan semua pihak dan masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana. Ia pun juga mengingatkan kepada masyarakat agar selalu ‘care’ dan tetap waspada seiring berada di daerah yang tergolong rawan bencana.
“Itu makanya kita coba mensimulasikan dari sektor kesehatan. Jadi kalau seandainya terjadi bencana, kawan-kawan dari petugas kesehatan siap terhadap apa-apa saja yang akan dilakukan. Misalnya saja sekarang kita simulasikan bahwa telah terjadi gempa dan tsunami dan kemudian fasilitas kesehatan kita yang berada di (zona merah-red) itu semua lumpuh, maka kemanakah kita akan melakukan proses mitigasi tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Feri Mulyani ikut dalam kegiatan itu menyampaikan, melalui simulasi tersebut diharapkan ke depan petugas kesehatan yang ada di Kota Padang lebih siap melakukan penanganan secara baik terhadap korban sewaktu terjadi dan setelah bencana.
“Simulasi ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan peningkatan keterampilan bagi tenaga kesehatan di Kota Padang yang telah dilakukan sejak Selasa (8/10) lalu di salah satu hotel di Padang. Di mana sebelumnya peserta diajari bagaimana cara menangani pasien-pasien korban bencana secara baik dan lebih tepat. Baik yang dalam keadaan luka, hamil, memiliki gangguan kejiwaan dan lainnya karena pada saat bencana beragam kondisi masyarakat pasti akan ditemui. Jadi sekarang simulasinya kita lakukan secara langsung,” tuturnya.(*/ti)