Padang, Babarito
Saat ini sebanyak 43 mustahik petani jamur tiram binaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Padang, sudah memiliki pendapatan rutin setiap bulan rata rata berkisar Rp 1.800.000 hingga Rp 2.500.000.
Selain para ibu-ibu rumah tangga tersebut sudah punya usaha sendiri mereka juga sudah bisa bersedekah rutin. Sedekah itu diberikan setiap jamur dijual setiap hari.
“Terimakasih. Alhamdulillah, saya sudah bisa membayar uang kuliah anak saya dari hasil budidaya jamur tiram,” kata mustahik binaaan Baznas Padang, Selasa (17/9) di Aula Baznas Padang Lantai Tiga.
Mustahik petani jamur yang masih mahasiswa juga menyatakan kegembiraannya.
“Saya masih kuliah. Ekonomi keluarga kurang mampu. Lalu saya ikut budidaya jamur tiram. Alhamdulillah, saya juga sudah bisa bayar uang simesteran kuliah saya,” sebut saja namanya Lira.
Dari 43 petani jamur binaan Baznas Padang semuanya mengaku senang. Walaupun penghasilan setiap anggota kelompok petani jamur tiram beragam.
Terkait dengan kabar gembira itu, Ketua Baznas Padang, H. Episantoso menghimbau petani jamur tiram jangan berhenti. “Ibu-ibu teruslah bergerak. Jangan berhenti berinovasi untuk mengembangkan produk jamur tiram,” ujar Episantoso.
Kalau selama ini, jamur tiram dijual dalam bentuk segar (belum diolah). Disampung jamur tiram yang sudah diolah menjadi rendang jamur dan jenis olahan lain.
Di sisi lain, Episantoso mengajak mustahik petani jamur berbagi rezeki dengan bersedekah. Sebab bersedekah itu, selain bisa menolak bala. Akan tetapi lebih jauh bersedekah bisa jadi alasan Allah menambah rezeki kita. Itu janji Allah.
“Ingat ibu ibu, tidak ada orang yang suka bersedekah itu menjadi miskin. Kecua ali, justru orang yang suka bersedekah Allah limpahkan rezekinya,” katanya seraya membaca firman Allah tentang keutamaan bersedekah.
Setelah hampir satu jam lebih Episantoso memotivasi pengusaha jamur tiram itu, akhirnya satu persatu celengan Baznas Padang diserahkan. Diharapkan celengan itu diisi dari hasil jualan jamur tiram. Berapa jumlahnya sedekah setiap hari diserahkan pada mustahik. (*/ti)
