Padang, Babarito
Diwarnai aksi bakar ban dan blokade jalan dengan menggunakan sepeda motor yang membentang jalan, Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus UIN Imam Bonjol Padang kembali melakukan aksi demo menuntut transparansi keuangan UIN IB Padang, Kamis (12/9).
Pantauan di lapangan, asap pekat yang berasal dari ban mobil yang dibakar peserta aksi di jalan utama kampus UIN Imam Bonjol Padang. Aksi bakar ban ini dimulai sekitar pukul 10.30 wib.
Muhammad Jalali selaku koordinator aksi mengatakan aksi yang mereka lakukan murni untuk menuntut hak-hak mereka, terutama mengenai transparansi dana, Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan perbaikan fasilitas kampus.
Awalnya mereka menolak untuk mengutus perwakilan untuk menghadiri audiensi dengan Senat UIN Imam Bonjol Padang, namun setelah terjadi perundingan alot antara peserta aksi dengan perwakikan kampus, akhirnya diutus lima orang mahasiswa untuk masuk ke ruang Rektorat UIN Imam Bonjol Padang.
“Tadi sudah masuk lima orang perwakilan bertemu dengan senat kampus, dan meminta anggota senat kampus untuk merevisi dan menambahkan jika ada yang perlu ditambahkan, sebelum dimulainya rapat senat UIN IB Padang,” ujar Jalal.
Dalam rapat yang akan dilakukan anggota senat tersebut, para peserta aksi meminta agar rapat tersebut dapat di lakukan secara live agar mahasiswa dapat menyaksikan secara langsung rapat senat tersebut.
“Namun tuntutan tersebut tidak dapat di penuhi oleh senat kampus, sehingga kami terpaksa menunggu sampai hasil rapat tersebut selesai. Kami berharap tuntutan kami ini dapat di laksanakan se segera mungkin,” ujar Jalal.
Dikatakan oleh Jalal, tuntutan yang paling utama agar di selesaikan oleh pihak kampus yaitu terkait transparansi keuangan kampus selama Empat tahun terakhir ini.
“Selain itu dalam tuntutan tersebut, kami juga mempertanyakan kinerja Rektor, masalah persoalan kampus yang harus di perbarui semuanya, dan kami meminta semua yang menjadi tuntutan kami harus dipenuhi okeh kampus, karena selama ini kami telah lama bersabar,” pungkas Jalal.
Rektor UIN IB Padang Wirman Eka Putra mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat dengan senat kampus setelah sebelumnya senat menyambut langsung mahasiswa yang menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka
“Jadi mahasiswa telah menyalurkan aspirasinya ke Senat, dan senat menyambut baik kedatangan mahasiswa, dan merespon 100 persen keinginan mahasiswa, dan kemudian senat langsung bersidang, untuk membahas poin-poin tuntutan mahasiswa tersebut satu persatu,” ujar Eka.
Dikatakan oleh Eka, dari tuntutan mahasiswa tersebut, telah ada empat poin yang di selesaikan pembahasannya dalam rapat tersebut, dan nantinya senat akan memberikan penjelasan seutuhnya kepada mahasiswa terkait tuntutan mereka.
“Di awal tadi senat telah bertanya kepada peserta aksi apakah betul yang mereka sampaikan tersebut tuntutan dari mahasiswa, dan mereka menjawab bahwa itu benar merupakan tuntutan mahasiswa berdasarkan itu senat melakukan rapat,” lanjut Eka.
Dari empat poin yang telah di selesaikan tersebut diantaranya yaitu mereka mempertanyakan kinerja rektor dari tahun 2015 hingga sekarang.
“Rektor setiap tahunnya menyampaikan pertanggung jawabannya kepada senat dalam acara Dies Natalis setiap tahunnya, dan itu bisa di pertanggung jawabkan. Lalu laporan keuangan dan segala macamnya telah ada mekanismenya,” ucap Eka.
Yang kedua tentang UKT, ada poin-poin yang disepakati bahwa UKT itu prinsipnya jangan sampai ada mahasiswa yang tidak berkuliah karena ada kendala-kendala.
“Sisi administrasi akan tetap di tegakkan dan sisi humanisnya juga akan di lakukan tapi tentunya tanpa melabrak sisi administrasinya tadi, teknis-teknis seperti itu akan disusun kembali,” ungkap Rektor.
Selanjutnya yaitu berkaitan dengan sarana dan prasarana, di mana di dalam tuntutan mahasiswa jelas sekali di tulis, WC, kursi, AC, dan fasilitas perkuliahan lainnya, Eka menyampaikan itu semua akan di berikan jawaban dimana pihaknya telah menganggarkan dana hampir Rp 1 milyar untuk memperbaiki itu semua di tahun ini.
“Hal tersebut bukan menjadi hal dadakan karena hal tersebut telah terencanakan setiap tahunnya untuk memperbaiki itu semua, seluruh WC akan diperbaiki, kursi akan di tambah dan yang rusak akan diganti, beberapa ruangan juga telah di pasangi AC, dan setiap fakultas akan di pasang CCTV untuk menjaga keamanan,” ujar Eka lagi.
Sementara itu untuk tuntutan lainnya yang berjumlah 13 tuntutan tersebut akan di targetkan selesai Jumat (13/9). “Nantinya akan menjadi keputusan senat yang akan ditembuskan kepada mahasiswa agar mereka nantinya bisa mengidentifikasi mana yang sudah dan mana yang belum,” pungkas Eka. (mor)