Padang, Babarito
Sejak naikknya ojek online dalam beberapa hari belakangan ini, membuat sebagian masyarakat Kota Padang, berpikir untuk menaiki ojek online. Pasalnya masyarakat yang hendak menggunakan jasa ojek online, harus merogoh saku sedikit lebih dalam.
Salah seorang pengguna jasa ojek online, Arif (22) mengaku sudah jarang menggunakan ojek online, mengingat tarifnya kemahalan. “Lebih baik naik angkot, cuma Rp 4000. Kalau naik ojek online bisa mencapai Rp 15000,” katanya.
Jaksa ojek online lainnya, Ade (19), yang merupakan mahasiswa mengaku, dirinya beralih ke angkot. “Sejak ongkos gojek naik, saya beralih naik angkot lagi. Gojek kemahalan, namun bila mendesak kali baru naik ojek online,” imbuhnya.
Dari pantauan dilapangan, terlihat angkot yang biasa sepi kini menjadi ramai. Zul (38) yang merupakan supir angkot jurusan Kalawi-Pasar Raya Padang, mengaku sejak naiknya tarif ojek online, omsetnya meningkat tajam. ” Alhamdulilah menjadi ramai. Pada hal biasanya sepi penumpang,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat trasportasi Universitas Andalas, Purnawan, menjelaskan, ojek one line naik sebagian akan berpengaruh terhadap berpindah pengguna angkot. Namun seperti diketahui, kenaikan itu hanya berpengaruh ke segmen pengguna tertentu dengan penghasilan terbatas.
“Bagi pengguna dengan penghasilan yang dibilang mampu, kenaikan tarif tersebut tidak sensitif atau tidak berpengaruh. Mereka akan tetap menggunakan ojek online. Karena jalurnya tidak dilewati oleh angkot, mereka tidak punya pilihan lain akan tetap menggunakan ojol. Secara umum kenaikan ini tidak berpengaruh banyak ke pengguna ojek online,” jelasnya.
Ia berharap, Kota Padang segera mengoperasikan angkutan masal Trans Padang untuk rute-rute yang lain. “Sudah terlalu lama bus bantuan Kementrian Perhubungan mangkrak di terminal barang Bandar Buat. Karena jumlah dan daerah pelayananTrans Padang terbatas. Maka Pemko Padang harus punya rencana untuk meremajakan angkot yang sudah ada sehingga, mempunyai tingkat kenyamanan seperti di bus Trans Padang,” tandasnya. (Oke)