Padang, Babarito
Setiap tanggal 10 Dzulhijjah merupakan Hari Raya Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan salat Idul Adha. Momen Idul Adha adalah simbol ketakwaan dan kecintaan umat Islam dalam meneladani ajaran Nabi Ibrahim AS.
Setelah melaksanakan salat Idul Adha, umat Islam akan melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Namun ada yang berbeda dengan proses penyembelihan hewan kurban di Masjid Nurul Huda, Jalan Durian No 20 A, Purus Baru, Kota Padang.
Sebelum disembelih, sapi kurban dimandikan terlebih dahulu, lalu didandani. Sapi kurban itu dimandikan dengan air bunga tujuh rupa yang telah dicampur dengan jeruk purut dan bedak.
Air tersebut disiram oleh peserta kurban menggunakan gayung ke kepala sapi. Kemudian,bulu sapi tersebut disisir dan didandani. Setelah itu, sapi tersebut disembelih diiringi dengan gema takbir warga yang berada di sekitar lokasi.
Ada 6 sapi kurban yang ada di masjid ini, dan semuanya dimandikan serta didandani.Bainullah Tuanku Elok (60), Imam Masjid Nurul Huda Purus yang juga panitia kurban mengatakan, prosesi penyembelihan tersebut sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS saat menyembelih putranya Nabi Ismail AS. “Nabi Ismail AS dibawa secara baik-baik ke suatu tempat dan digulingkan secara baik-baik,”ujar Bainullah Tuanku Elok.
Ia mengatakan, bahwa prosesi penyembelihan diawali dengan kalimat takbir. “Untuk tata cara seperti ini hukumnya bukan wajib, tapi harus,” ucapnya.
Menurut dia, Nabi Ismail AS sebelum disembelih dibersihkan oleh ibunya Siti Hajar terlebih dahulu. “Nabi Ismail AS dimandikan terlebih dahulu, dikasih bedak dan wangi-wangian sebelum disembelih,” lanjut Bainullah.
Ia menjelaskan, bahwa prosesi penyembelihan tersebut sudah turun-temurun dilakukan, dan makna yang terkandung di balik wangi-wangian tersebut untuk membersihkan jiwa orang yang ikut berkurban. “Orang kalau sudah bersih jiwanya, maka harum dirinya. Kalau tidak bersih jiwanya tidak ada cahaya di wajahnya,” ujarnya. (mor)