Bandar Seri Begawan, Babarito
Malam Takbiran nama Allah diagungkan di seantero negeri. Suasana menjadi haru karena nikmat Nya yang besar disempurnakan dengan berhari Raya Akbar.
Di KBRI Bandar Seri Begawan suasana Malam Takbiran tahun ini terasa lebih istimewa dengan kehadiran Tuan Guru, Ustadz Abdul Somad, Lc., M.A., Datuk Seri Ulama Setia Negara untuk bersama-sama bertakbir dengan WNI di Brunei Darussalam dan Tabligh Akbar.
Lapangan KBRI Bandar Seri Begawan penuh dihadiri oleh sekitar 1500 an orang WNI yang merantau di Negeri Sultan Hasanal Bolkiah.
Masyarakat sangat antusias dengan kedatangan Tuan Guru. Semua rindu dan ingin bersalaman serta berfoto. Betapa tidak, sudah lama umat tak mendengarkan langsung ceramah-ceramah UAS.
Dalam sambutannya, Pak Dubes, Dr. Sujatmiko sangat berterima kasih atas kesediaan UAS bersedia datang ke Bandar Seri Begawan dengan perantaraan Dompet Dhuafa. “Hari Raya kali ini sangat istimewa bagi saya dan WNI. Anugerah yang tak pernah terbayangkan sebelumnya,” ulasnya dalam sambutan singkat.
Pimpinan Cordofa, Ustadz Ahmad Pranggono, yang ikut menyertai perjalanan dakwah UAS, pada sambutannya menyampaikan bahwa Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi yang konsen mengelola ziswaf, merespon krisis-krisis kemanusiaan dan komitmen mensupport kegiatan-kegiatan dakwah.
Ustadz Ahmad Pranggono menghimbau agar WNI di Brunei membersamai perjuangan Dompet Dhuafa untuk membangkitkan dan membangun peradaban islam melalui ziswaf. Karena banyak sekali maslahat yang bisa dibuat untuk umat melalui ziswaf.
Dalam ceramah berdurasi lebih dari 1 jam Ustadz Abdul Somad mengingatkan WNI agar berkurban di Hari Nahar, jangan sampai ketinggalan keutamaan kurban. Karena hewan kurban itu kelak akan menjadi saksi di hadapan Allah dan menjadi sebab dihapuskan dosa-dosa. Rugi orang yang tak berkurban.
Ustadz Abdul Somad juga mengajak masyarakat agar semakin meningkatkan kepedulian sosial dengan harta yang dipunya, agar harta menjadi penyelamat di akhirat.
Kepada ribuan WNI yang memadati lapangan KBRI, UAS juga berpesan agar berpandai-pandai hidup di perantauan, pegang agama dengan kuat, beramallah dengan maksimal tapi peraturan negara tempatan mesti dipatuhi. (abd)