Padang, Babarito
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Andalas dalam rangkaian kegiatan Lustrum ke 13 Fakultas Pertanian mengadakan Seminar Nasional (Semnas) Sosial Ekonomi pada Rabu (18/7) di Hotel Grand Inna Muara Padang.
Ketua pelaksana Semnas Dr. Yenny Oktavia SP, M.Si menyatakan seminar yang dilaksanakan merupakan seminar series jurusan social ekonomi pertanian tahun pertama di Universitas Andalas yang mengangkat tema “Manajemen Inovasi Mendukung Transformasi Pembangunan Agribisnis Kerakyatan dan Penyuluhan di Era Revolusi Industri 4.0”.
“Hadirnya revolusi industri 4.0 memberikan dampak disrupsi terhadap kehidupan masyarakat termasuk di bidang pembangunan agribisnis dan penyuluhan pertanian,” ujarnya.
Seiring dengan itu, ia menambahkan bahwa berbagai tantangan barupun bermunculan terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yaitu dalam pengembangan masyarakat di pedesaan agar lebih siap memanfaatkan inovasi digital, dan menerapkan model pertanian digital. Manajemen inovasi membantu organisasi agar siap menghadapi persaingan global.
Permasalahan yang muncul dalam era digital saat ini, dikupas secara mendalam oleh 5 pakar yang hadir yaitu Dr. Arif Satria, SPi, M.Si, Ketua Umum PERHEPI Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, MEc, pakar komunikasi FORKAPI Dr. Ir. Djuara P Lubis MS, pakar Agribisnis UGM Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc, dan pakar kewirausahaan sosial Universitas Andalas Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc.
Sementara itu, Dr. Arif Satria SPi, M.Si yang juga merupakan keynote speaker pada acara seminar menyatakan dalam menghadapi persaingan global di era digital yang penuh ketidakpastian ini, dibutuhkan skill yang luar biasa dan dibutuhkan kejelian untuk menangkap peluang.
“Bukan siapa yang pintar tapi siapa yang lincah dan dinamis”, sambungnya yang juga merupakan Rektor IPB University.
Ia juga menyatakan kemampuan menatap masa depan itu penting sehingga kita mampu memprediksi setiap tantangan yang akan datang.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Tafdil Husni SE, MBA menyatakan seminar ini merupakan forum untuk mencari solusi dan inovasi untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan teknologi di era revolusi industri 4.0.
Ia juga menyatakan bukan hanya kalangan pendidik dan praktisi, masyarakat juga sangat berperan penting dalam hal ini.
“Sehingga apabila seluruh stakeholder berperan aktif maka konsep manajemen inovasi ini dapat terealisasi,” ujarnya.
Seminar ini juga diikuti oleh 180 orang peserta pemakalah dan non pemakalah yang berasal dari berbagai kalangan, baik pendidik, lembaga pemerintah, praktisi, maupun mahasiswa yang berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia. (*/ti)