Padang, Babarito
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Agam melakukan kunjungan kerja ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumbar, Rabu (24/7). Kedatangan rombongan yang berjumlah 18 orang disambut Plt. Kanwil Kemenag Sumbar bersama Plt. Kabid Pakis di Aula Laboratoriun KUB.
Wakil Ketua DPRD Agam Suherman menyampaikan tujuan kunjungan ini dalam rangka melakukan koordinasi tentang pendidikan agama dan keagamaan terutama sistim anggaran Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) dan Insentif Guru MDT.
Suherman bersama anggota DPRD lainnya juga ingin kepastian anggran dari Kanwil Kemenag terkait pembangunan dan operasional lembaga MDT dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ).
Sebelum melanjutkan diskusi Plt. Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Irwan menyampaikan terimakasih kepada wakil rakyat yang telah berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke Kanwil Kemenag.
“Ini sebuah media bagi Kementerian Agama dengan DPRD untuk membangun komunikasi dalam meningkatkan pembangunan agam di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Agam. Kita berharap ada hubungan timbal balik antar dua lembaga ini sehingga perencanaan anggaran untuk pendidikan agama semakin lebih baik,” ungkap Kakanwil.
Terkait regulasi pendirian dan penganggaran untuk MDT dan TPQ Plt. Kakanwil minta Bidang Pakis untuk memfasilitasi dan menyampaikan secara teknis kepada perwakilan anggota dewan dari luhak Agam ini. Tentu dengan harapan ada juga anggaran tambahan dari Pemda karena anggaran di Kementerian Agama sangat terbatas.
Sementara itu, Plt. Kepala Bidang Pakis, H. Armadi memaparkan TPQ dan MDTA pendidikan agama Islam yang sudah lama ada. TPQ merupakan pendidikan non formal yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat, terang Armadi.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini jumlah TPQ yang ada di Sumatera Barat sebanyak 8.514 TPQ dengan guru 25.442 orang, santri 406.699 orang. Sedangkan MDTA berjumlah 1.654 dengan guru 4.962 dan santri 124.128 orang.
“Jumlah lembaga ini hampir sama dengan mesjid dan mushalla yang ada di Sumatera Barat. Yang berkembang di Sumbar saat ini lebih didominasi TPQ dan MDTA. Harapan kami ada juga perhatian masyarakat terhadap MDTW atau MDTU yg sampai saat ini belum nampak perkembangannya,” ungkap Armadi.
Karena lanjut Armadi, Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha (MDTW) diperuntukkan bagi siswa SMP dan adrasah Diniyah Takmiliyah Ulya (MDTU) diperuntukkan bagi siswa SMA.
Kedua lembaga ini, TPQ dan MDT memiliki perbedaan. TPQ hanya sekedar belajar membaca Alquran, menulis Alquran dan praktek ibadah. Sementara MDT merupakan pendidikan madrasah sudah ada tambahan pendidikan alquran, hadis, bahasa Arab, akhlak, tarikh dan fiqih.
Fungsi dan perannya menyempurnakan pendidikan agama islam di sekolah sesuai dengan tingkatannya. Sementara anggaran yang tersedia sangat kecil dibandingkan jumlah lembaga yang ada.
“Harapannya, ada bantuan operasional biaya pendidikan di daerah masing-masing,” kata Kabid mengakhiri.
Mendengar paparan Plt. Kabid Pakis, anggota dewan ini merespon positif apa yang menjadi keluhan Kementerian Agama. Syafrudin Jambak, salah seorang anggota dewan dari Fraksi PKS, bahwa saat ini Pemda Agam memberi bantuan dana transport untuk seluruh guru yang berjumlah 3600 orang.
Sementara yang lain mengusulkan kepada Kementerian Agama bahwa harus ada standarisasi dalam pendirian MDT bukan berdasarkan jumlah mesjid dan mushalla. Karena ini akan berpengaruh terhadap lulusan yang dihasilkan lembaga ini. (*/ti)