Silek di Minangkabau memiliki peranan membentuk karakter bangsa dalam membentuk iwa kejujuran, keberanian dan saling menghormati. Salah satu contohnya Perguruan Talago Biru. Perguruan Talago Biru mengembangkan silek tradisi jadi menjadi terkenal. Mereka tampil di Festival silek melalui flatform Indonesia.
“Saya jadi heran kok bisa ya berkembang sampai ke luar, Saya syukuri proses menuju keberhasilan perguruan silek ini diawali ketika saya sudah berusia 13 tahun. Mempelajari silek dari guru silek Angku Sutan Mahyudin lalu kepada Angku Palimo Basa serta Angku Palimo Dirajo. Saya kolaborasikan semua jurus yang didapat,maka lahirlah perguruan silek Talago Biru ini. Saat ini murid saya sudah ada yang jadi guru silek yang tersebar di perguruan baik dalam maupun luar. Saat ini ada 55 orang anak murid saya yang berhak memegang amanah serta mengajarkan silek tradisi minangkabau aliran taralak,’’ungkap Afrizal Chan pada lanjutan Silek Arts Festival 2018 di Bukitinggi.
‘’Bagi kita suatu kebanggaan ikut serta para pesilat luar negeri. motivasi buat para peserta festival Silek tradisional Lewat festival inilah membangkitkan bakat-bakat yang selama ini hanya bisa dilakukan di perguruan,kini bisa lewat festival.Indonesiana ikut andil dalam memberikan ruang untuk memajukan kebudayaan,’’ ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan yang diwakili Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat.
Suarman juga mengharapkan langkah awal mencintai silek tentu ikut serta dalam mempromosikan kepada masyarakat luas baik melalui festival maupun kegiatan penunjang lainnya. Indonesiana telah menjalankan UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. UU Pemajuan Budaya sudah dilaksanakan Indonesiana. Indonesiana akan membawa silek jadi warisan dunia.