oleh: Faridansyah, Alumni Pelatihan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI Angkatan X
Peringaatan Hari Bela Negara telah kita lewati. Kita juga bisa membaca sejarah, bagaimana peran Rakyat terutama masyarakat Sumatera Barat dalam mempertahankan berdirinya Negara Republik Indonesia.
Ketika terjadi huru-hara di pusat, Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI kala itu dikuasi Belanda lewat Agresi Militernya, Presiden Saukarno memerintahkan Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk dan mengendalikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Mr. Syafruddin Prawiranegara yang kala itu berada di Halaban, 50 Kota, Sumatera Barat bergerak cepat. Pemerintahan darurat ini juga diincar oleh Belanda untuk dikuasai. Di sini lah peran Rakyat, mereka melindungi para pemimpin dari Belanda.
Kisah heroik bela negara oleh rakyat ini menjadi latar Hari Bela Negara yang kita rayakan tiap tahunnya. Dan Sumatera Barat, orang Minang menjadi lakon utama dalam kisah sejarah ini.
Bagi ALumni Lemhannas, memahami konsep pertahanan negara sangatlah penting, pelibatan masyarakat sebagai benteng kokoh mempertahankan Bangsa dan Negara adalah hal yang wajib. Inilah yang harus dipahami pemimpin dan politisi yang mengatur pemerintahan di negeri ini.
Dunia politik menjadi sangat menarik selepas Reformasi, di mana tiap warga negara indonesia memiliki hak sama dalam milih dan dipilih. Namun ini juga sekaligus menjadi titik rawan bagi kekuasaan RI, di mana saringan akan menjadi sangat longgar dalam memilah oarang yang akan memimpin. Semua model pemikiran dapat masuk menjadi pemimpin nasional hingga daerah, asalkan bisa meyakinkan masyarakat untuk memilihnya.
hal yang sangat kita takutkan adalah paham-paham yang jelas bertentangan dengan Pancasila dapat menyebar lewat pemimpin yang tak memahami pancasila, atau bahkan berpaham tak sejalan dengan Pancasila. Sebutlah paham Komunis yang sudah pernah ingin menggulingkan pemerintahan yang sah dan ingin mengganti ideologi Bangsa menjadi Komunis. Hal ini sangat berbahaya dan harus kita antisipasi.
Memasuki masa menuju Pemilihan Pemimpin Bangsa di Pemilu 2019, hal ini harus menjadi perhatian serius masyarakat. Persatuan Bangsa dan Negara menjadi pertaruhan serius dalam proses politik ini.
Kita tidak boleh melihat seseorang dari tampilan luar saja. Mesti memahami betul latar belakangnya, agar pemimpin kita dapat dipastikan orang yang akan berjuang untuk Bangsa dan Negara ini ke depan.
Momen Bela Negara kali ini harus kita pahami sebagai waktu untuk kita terlibat dalam membela negara. Peran kita sebagai masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat untuk kondisi Bangsa dan Negara saat ini adalah bentuk Pembelaan Kita pada Negara.
Harapan besar dari hasil dari Pemilu di April 2019, akan memberikan harapan baru untuk Kemajuan Bangsa, pengembangan Nilai luhur Pancasila. Dan Indonesia bisa berjalan menuju cita-cita kemerdekaan, untuk keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia.