Padang (8/11), Dunia Sosial Kemanusiaan merupakan dunia yang menarik bagi seorang aktivis. Karena lewat sosial kemanusiaan dia bisa berbuat banyak untuk masyarakat. Menjadi relawan kemanusiaan sampai penggerak lembaga, sudah lumrah dilakukan oleh aktivis dan mantan aktivis kampus. Begitu pula yang dilakukan oleh Ja’far, mantan Presiden Mahasiswa IAIN Imam Bonjol ini malang melintang di dunia kemanusiaan sejak masa kuliah.
Setelah tamat dari Fakultas Hukum Islam IAIN (UIN) Imam Bonjol, Ja’far bergabung ke Lembaga Kemanusiaan PKPU Sumbar. Dari sini lah Ja’far mengasah kejataman cara berfikirnya unutk memberi solusi pada permaslahan di masyarakat. Mengawali karir sebagai staf program, Ja’far terus berkembang hingga akhirnya menjadi koordinator beberapa Program Masyarakat PKPU. Bahkan setelah 2 tahun di PKPU, dia sudah memiliki program-program yang diinisiasi sendiri.
Ada beberapa program bernah yang ia cetuskan dan masih berjalan hingga sekarang, sebut saja Program sedekah rumah. Program ini sudah muali dijalankan ketika dia berkarir di PKPU sumbar. Pun begitu ketika Ja’far berpindah ke LAZ Ar Risalah, dan sampai bekerjasama dengan Baznas Kota Padang.
“Banyak korban Gempa 2009 yang mengajukan bantuan ke PKPU, rata-rata persoalan terbesar mereka adalah tempat tinggal yang layak. Dari sinilah Program bedah rumah berawal. Keterbatasan bantuan dari pemerintah tidak cukup untuk memulihkan kondisi rumah mereka jadi kembali layak,” terang Ja’far.
Dari sanalah, Ja’far mengajak rekannya di PKPU untuk memulai kampanye Program Sedekah Rumah. Di tahun pertama program, ada beberapa rumah yang berhasil dibangun, dua diantaranya sudah permanen.
“Kita mendapat animo yang luat biasa dari donatur. Semangat mereka untuk berbagi luar biasa, ternyata ketika kita bersama, masalah demi masalah bisa diatasi. Meski belum bisa membantu seluruh korban, setidaknya dari Program ini sudah bisa membantu beberapa korban yang sangat layak bantu,” sebut Ja’far.
Ketika ditanyakan tentang terjunnya ke Dunia Politik, Ja’far menjelaskan di awal ikut dalam Pileg tahun 2009, dia hanya ingin berkontribusi memenangkan Partainya. Baginya, di tahun itu dunia sosial lebih menarik untuk diseriusi dibanding dengan politik.
“Politik itu, keras, banyak kepentingan, lebih asik di dunia Sosial Kemanusiaan. Di sini kita bertemu orang teman semua. Kalau di politik, ya ada teman, ada lawan, tapi tak ada yang abadi,” ujar Pengusaha Aqiqah yang senang senyum ini.
Setelah melewati dua kali pileg, Ja’far berhasil meraih suara lebih dari seribu suara, menampati urutan kedua di antara caleg se-Partainya di PKS. Ja’far pun merasa telah menuntaskan janjinya untuk memperjuangkan partainya meski belum terpilih untuk duduk di DPRD Kota Padang. Meski tidak duduk di dewan, lewat Anggota DPRD dari Partainya, dia memperjuangkan pembangunan untuk masyarakat petani di wilayah Kecamatan Kuranji.
Ja’far melihat, lewat DPRD ternyata pa ayang ia lakukan di dunia sosial kemanusiaan lebih banyak yang dilakukan. Dia mencontohkan, dengan Lembaga Kemanusiaan, dia bisa membantu 5-6 keluarga untuk bedah rumah. Tapi ketika idenya didengar oleh Politisi yang menjabat di Legislatif dan Eksekutif, ada 50 sampai 100 rumah yang bisa dibangun untuk warga. Anggota Presidium Sosial Entrepreneur Indonesia ini bertekad untuk membawa program-program sosial yang telah ia jalankan selama ini ke DPRD Kota Padang.
“Bagi saya, ini jalan baru yang perlu diperjuangkan. Program sosial yang saya jalankan selama ini akan saya perjuangkan ketika bisa duduk di kursi DPRD nanti,” ujar Ja’far.
Ketika ditanyakan kesiapannya untuk maju bertarung di Pileg 2019, Ja’far menjelaskan siap berjuang seoptimal mungkin. Ditambah lagi, mesin relawannya sudah bergerak, karena pada pilwako yang lalu, dia bersama relawannya bergerak mengantarkan Mahyeldi kembali memimpin Kota Padang periode 2019-2024. Ke depan, orang dekat Mahyeldi ini juga akan memperjuangkan program-program Mahyeldi untuk bisa disetujui di DPRD Kota Padang.