Banyak pelajar dan mahasiswa yang ikut dalam aksi bebaskan Baitul Maqdis. Akan tetapi lain hal ada 200 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat bergabung dan mendeklarasikan diri membentuk gerakan mahasiswa Petani Indonesia (Gema Tani) untuk wilayah Sumbar. Gerakan ini bentuk keprihatinan terhadap nasib petani saat ini.
Deklarasi itu digelar di sekretariat Serikat Petani Indonesia (SPI) Wilayah Sumbar di Kota Padang, Minggu (13/5). Ketua Dewan Pimpinan Wilayah SPI Sumbar Rustam Efendi kepada Haluan mengungkapkan, pembentukan Gema Tani ini beranjak dari keprihatinan terhadap nasib petani yang kian termarginalkan saat ini.
Namun Antusias mahasiswa di berbagai wilayah maupun pusat untuk terlibat dalam perjuangan petani belum terlembagakan dalam satu organisasi mahasiswa berbasis perjuangan petani.
Setelah melakukan berbagai diskusi di kampus-kampus yang berada di Padang yakni, Universitas Andalas, Universitas Putra Indonesia YPTK, Universitas Negeri Padang, Universitas Nahdatul Ulama. Membentuk pemahaman yang sama bahwa mahasiswa harus mulai menatap masalah pokok, menegaskan posisi keberpihakan, serta aktif berjuang bersama rakyat khususnya petani.
Tekad itu kemudian dibulatkan setelah melakukan pendidikan dan diskursus bersama aktivis petani serta akademisi peduli petani, yakni Rustam Efendi (Ketua Dewan Pengurus Wilayah SPI Sumbar) Virtuous Setyaka (Dosen Hubungan Internasional Fisip Universitas Andalas), Didi Rahmadi (Dosen Ilmu Politik Fisip Universitas Andalas), dengan materi : Sejarah Gerakan Mahasiswa dan Kaum Tani, Organisasi, keorganisasian dan pengorganisasian, dan Ekonomi Kerakyatan.
Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan pendeklarasian diri sebagai Gerakan Mahasiswa Petani Indonesia Wilayah Sumatera Barat (GEMA PETANI Wilayah Sumatera Barat) dan bergerak bersama rakyat kaum tani, bersiap melawan free trade serta bertujuan agar keluarga tani mandiri secara ekonomi dan berwatak sebagai rakyat yang merdeka serta berdaulat di negara sendiri.
“Deklarasi ini merupakan deklarasi propinsi pertama dan pasti akan diikuti oleh 28 propinsi lain di Indonesia, di bawah payung perjungan Serikat Petani Indonesia (SPI),” ujarnya. (A.K)
Sumber: Harian Haluan.com