Lingkungan adalah suatu ruang dimana makhluk hidup melangsungkan pengkehidupan dan kesejahteraannya. Namun pada zaman sekarang lingkungan tidak lagi menjadi tempat yang sejahtera dalam melangsungkan kehidupan karena kondisi lingkungan yang semakin rusak pada bertambahnya zaman. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh banyak faktor, terutama ulah manusia yang tidak bersahabat dengan lingkungan itu sendiri. Banyak pakar mengemukakan pendapat bahwa kemiskinan adalah salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan dinegeri ini. Tingkat kemiskinan di negara kita misalnya, di indonesia masih cukup tinggi dan diperlukan waktu yang lama untuk memecahkan masalah sosial ini. Seperti yang dituturkan oleh Ketua Konsorsium Pengurangan Resiko Bencana, Dadang Sudarja bahwa kemiskinan akhirnya dapat menyebakan bencana alam yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Kemiskinan bisa kita temui dengan mudah dikota-kota besar. Warga kota yang tidak mempunyai sumber penghasilan terpaksa beralih profesi menjadi pegemis atau gelandangan. Pedesaan juga rawan kemiskinan karena pertumbuhan ekonomi di desa tidaklah secepat kota. Kemiskinan di kota besar mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, Tetapi penduduk miskin yang tinggal didesa cenderung merusak lingkungan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika mereka terdesak oleh kebutuhan ekonomi, mereka bisa merusak hutan atau lingkungan sekitar, atau mengambil kekayaan alam tanpa perhitungan. Penduduk miskin akan menebangi pohon untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mereka memanfaatkan lahan marginal secara tidak proporsional. Jika tidak ada sumber penghasilan yang bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka terpaksa merampas kekayaan alam untuk memenuhinya. Hutan menjadi satu-satunya tempat yang bisa mereka manfaatkan untuk bertahan hidup.
Kemiskinan di indonesia pada maret 2010 oleh survey BPS mencapai 34,96 juta orang atau 15% dari total penduduk indonesia. Meskipun angka itu turun menurut bappenas pada tahun 2011 diperkirakan terjadi penurunan persentase kemiskinan menjadi 12-14% di indonesia. Faktor dari timbulnya kemiskinan ini yaitu pendapatan tidak merata, miskinnya strategi kebijakan pembangunan, adanya pembedaan akses dalam modal, rendahnya mobilitas sosial, kurangnya lapangan pekerjaan, ketidaksempurnaan pasar, serta kualitas SDM/ keterbatasan SDM profesional.
Pertanyaannya disini, mungkinkah kemiskinan akibat kerusakan lingkungan?. Herdianto WK, Sekjen Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) di jakarta mengungkapkan bahwa kemiskinan yang saat ini menjamur di perkotaan dianggap sebagai akibat kerusakan lingkungan. Dia mengatakan, terdapat tiga dampak kerusakan lingkungan yang berpotensi kemiskinan rakyat. Tiga dampak tersebut meliputi banjir, kemacetan lalu lintas, dan penyakit.
Pertama banjir, jika lingkungan sekitar rusak hingga menimbulkan banjir maka hal ini akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi perekonomian masyarakat. Karena banjir menyebabkan warga kehilangan rumah, harta benda dan lain sebagainya. Yang kedua yaitu kemacetan lalu lintas. Kemacetan ini dapat meningkatkan pengeluaran masyarakat, contohnya dari segi konsumsi bahan bakar. Jika seharusnya bisa digunakan 1 liter bensin, dikarenakan kemacetan ini warga harus menghabiskan 2 kali lipat bensin atau lebih. Yang ketiga yaitu penyakit, mengapa penyakit? Karena jika lingkungan rusak dan tercemar maka akan timbul berbagai penyakit yang sangat mengganggu kesehatan masyarakat, seperti demam berdarah, malaria, dan mutaber. Hal ini mengakibatkan warga harus merogoh kocek lebih demi mencapai kondisi yang sehat. Inilah beberapa alasan mengapa kerusakan lingkungan dapat menimbulkan kemiskinan atau memberikan dampak yang sangat buruk bagi perekonomian masyarakat.
Sebagai manusia yang tinggal dimuka bumi, kita seharusnya mengetahui ketika akan memanfaatkan Sumber Daya Alam di muka bumi ini. Kita harus memikirkan dampak yang akan ditimbulkan baik jangka pendek, menegah, maupun jangka panjang. Bukan hanya itu, peran pemerintah disini sangat penting terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin. Namun pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya.
Indonesia perlu menumbuhkan program peningkatan kesadaran mengenai pentingnya pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Perubahan pola konsumsi dan produksi yang lebih menjamin kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan kelompok miskin. Karena kemiskinan akan memaksa manusia mampu melakukan apa saja termasuk ancaman terhadap lingkungan.
Artikel ini ditulis kelompok Mahasiswa Kimia Universitas Andalas