Khatib berwasiat pada kita bersama mari kita bertaqwa pada Allah dan terus di tingkatkan ketaqwaan hanya semata-mata kepada Allah yang mengatur semua kehidupan.
Disampaikan Walikota H. Mahyeldi Ansharullah, SP Pada acara kunjungan Jumat Keliling (Jumling) di Masjid Muhammadan Pasa Batipuh Kelurahan Pasa Gadang Kec. Padang Selatan Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (28/9).
Walikota katakan Bonus Monografi, kapan akan di dapat dan di peroleh tentu berusaha menjelang 100 Tahun Indonesia Merdeka, tentu kita telah memiliki generasi muda yang kuat, kokoh, cerdas, berani, punya ilmu bermanfaat dan inovatif, kreatif dan berani lakukan perubahan kearah lebih baik dan siap menjadi agen perubahan.
Maka itu, jangan kita tinggalkan generasi yang lemah dan tak berdaya serta mudah terpengaruh dengan adat istiadat bangsa lainnya yang negatif, suka cari keributan dan kerusuhan, senng dengan kondisi tak aman.
“Anak-anak atau generasi penerus bangsa harus menjadi tanggung jawab para orang tua untuk terus membimbing dan arahkan anak-anak ke jalan yang baik, isi dan bentengi hidupnya dengan berbagai kegiatan ajaran agamanya, agar anak-anak paham dan mengerti,dan tidak mudah di pengaruhi dirinya untuk berbuat menghancurkan bangsa ini kedepannya.” ujar Walaikota..
Sesuai dengan program Pemko Padang telah melaunching 18.21 sebagai bek diri anak-anak kita menghadapi berbagai persoalan hidup nantinya, dari pukul 18.00 WIB. sampai pukul 21.00 wib. TV di matikan, ajak anak-anak shalat berjamaah Magrib dan Isa kemesjid atau mushalla terdekat, setelah itu belajar.
Walikota juga mengingatkan bahaya laten ajaran Komonis PKI telah menjadi sejarah kelam di negeri tercinta ini dengan cara sangat brutal, sadis, kejam dan tidak berprikemanusian dan membunuh para jendral terbaik, maka itu PKI tidak boleh keberadaan di negeri ini begitu juga Eteis orang tak punya agama dan ajaran sesat lainnya. makanya Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bagaimana nantinya pemimpin tidak memiliki wawasan ajaran agama yang akan memimpin negeri dan bangsa ini, baca Alfatiah saja tak bisa dan tak lurus serta tak tepat, bagaimana pula nanti seorang pemimpin bisa menyelesaikan persoalan dan masalah yang tertinggal dan perlu di bantu, ujar Mahyeldi.
Kita hendaknya dapat menyatu padukan hati-hati mereka kearah yang lebih baik, bersatu, kompak, cinta, dan saling menyayanginya serta memiliki satu tujuan yang hendak di capai yaitu mensejahterakan masyarakat. (tf).
Berita: Humas Padang