Jika kita ingat-ingat, sejak pertama kali masuk sekolah hingga saat ini, seberapa banyakkah guru yang berkesan bagi kita?
Ternyata, ada hal yang sering terlupakan oleh seorang guru jika ingin menjadi idaman bagi muridnya.
Hal itu adalah penampilan atau disebut tangible.
Penampilan yang dimaksud adalah segala apa yang terlihat dari seorang guru. Baik itu kostum maupun performa.
Seorang guru perlu memperhatikan penampilannya. Namun, bagaimana jika dihadapkan dengan pilihan antata penampilan atau kemampuan dalam mengajar belaka?
Tentu, kemampuan lebih penting dari sekadar penampilan. Namun, bukan berarti, penampilan dikesampingkan. Mau tak mau, kita umumnya justru menilai penampilan terlebih dahulu. Ketika akan membeli maupun menjual barang, kemasan atau tampilan barang dianggap mencerminkan apa yang ada di dalamnya.
Benar dalam sebuah hadis dikatakan bahwa Allah tidak melihat kepada bentuk fisik, tetapi menilai apa yang ada dalam hati seseorang dan amalnya. Hadis ini harus didudukkan dalam persoalan niat dan keihlasan beribadah.
Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa Allah itu Maha Indah dan menyukai yang indah. Dari sinilah, maka penampilan atau tangible menjadi penting.
Alangkah semangatnya para murid untuk belajar menuntut ilmu jika gurunya berpenampilan rapi, wangi, segar, dan, mempesona dalam artian positif sehingga menumbuhkan semangat yang tinggi bagi muridnya untuk belajar.
Sebaliknya, jika penampilan guru semrawut, pakaian kumal, rambut acak-acakan, dan badan berbau pasti mengganggu siswa sehingga menurunkan semangat belajar mereka.
Karena cara pandang setiap guru berbeda tentang standar penampilan dan pakaian guru, maka pejabat struktural sekolah seperti yayasan atau kepala sekolah perlu membuat standar penampilan atau tangible guru. Dengan begitu, target menghadirkan guru yang bisa memenuhi harapan siswa tidak hanya sekedar di atas kertas atau bahan perdebatan yang tidak produktif.
*Oleh: Mulyadi Muslim, MA (praktisi dan pakar pendidikan Sumatera Barat)