• Latest
  • Trending

Buya Hamka Bercerita Tentang Pemberontakan G30S/PKI

27/09/2017
STEI Ar Risalah Sumbar Gelar Klinik Proposal Pengabdian kepada Masyarakat

STEI Ar Risalah Sumbar Gelar Klinik Proposal Pengabdian kepada Masyarakat

11/03/2023
Gubernur Mahyeldi Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Meninggalnya Azwar Anas

Gubernur Mahyeldi Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Meninggalnya Azwar Anas

05/03/2023
PKS Sumbar Gelar Nonton Bareng Deklarasi Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024

PKS Sumbar Gelar Nonton Bareng Deklarasi Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024

23/02/2023
JSIT Wilayah Sumbar Lantik Pengurus Kabupaten dan Kota Periode 2023-2027

JSIT Wilayah Sumbar Lantik Pengurus Kabupaten dan Kota Periode 2023-2027

20/02/2023
Peringati Israk Mikraj, Mulyadi Muslim Sambangi Lima Masjid di Kototangah

Peringati Israk Mikraj, Mulyadi Muslim Sambangi Lima Masjid di Kototangah

19/02/2023
Pada Hari Jadi ke 74, Gubernur Mahyeldi Puji Capaian Pembangunan Kabupaten Sinjunjung

Pada Hari Jadi ke 74, Gubernur Mahyeldi Puji Capaian Pembangunan Kabupaten Sinjunjung

19/02/2023
Pemberian Beras dari Risalah Charity, Mulyadi Muslim: Belajar Banyak dari Ibu-ibu Tangguh Koto Tangah

Pemberian Beras dari Risalah Charity, Mulyadi Muslim: Belajar Banyak dari Ibu-ibu Tangguh Koto Tangah

14/02/2023
Dr Sudarman Dikukuhkan sebagai Ketua STEI Ar Risalah Sumbar

Dr Sudarman Dikukuhkan sebagai Ketua STEI Ar Risalah Sumbar

09/02/2023
Perkuat SDM, Ketua DPW PKS se-Indonesia  Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Turki

Perkuat SDM, Ketua DPW PKS se-Indonesia Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Turki

02/02/2023
STEI Ar Risalah Dampingi Pendirian Koperasi Hikapindo Sumbar

STEI Ar Risalah Dampingi Pendirian Koperasi Hikapindo Sumbar

27/01/2023
Masyarakat Bersihkan Lahan Rumah Tahfiz dan SDIT Ar Risalah Simalanggang

Masyarakat Bersihkan Lahan Rumah Tahfiz dan SDIT Ar Risalah Simalanggang

22/01/2023
Maksimalkan Pemilu-Pilkada 2024, DPW PKS Sumbar Konsolidasi ke DPD Padang

Maksimalkan Pemilu-Pilkada 2024, DPW PKS Sumbar Konsolidasi ke DPD Padang

22/01/2023
Retail
Monday, March 20, 2023
  • BERANDA
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Pariwisata
No Result
View All Result
BABARITO
No Result
View All Result

Buya Hamka Bercerita Tentang Pemberontakan G30S/PKI

by admin
27/09/2017
in Nasional
0

Menjadi salah seorang ulama terkenal Indonesia, Buya Hamka yang lahir pada tahun 1908 ikut menyaksikan dengan jelas sejarah pemberontakan G30S/PKI. Berikut tulisan ulama asal tanah Minangkabau di rubrik ‘Dari Hati ke Hati’, Majalah Panji Mas 1967, tentang kondisi SAAT PKI BERKUASA serta peran Alim Ulama menjaga negara ini dari paham Komunisme.

***

BACA JUGA

Perkuat SDM, Ketua DPW PKS se-Indonesia Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Turki

Menteri Erick Thohir Berkunjung ke Sumbar, Yayasan BUMN untuk Indonesia Bantu Alat Kesehatan kepada Pemprov Sumbar

Mari kita segarkan kembali ingatan kita, bahwa menegakkan kebenaran itu selalu penuh tantangan. Belum tentu yang tampak diikuti secara gegap gempita dengan segala kebesarannya adalah hal yang benar. Ulama sejati tidak boleh mundur menyuarakan kebenaran sekalipun kesesatan tampak bagai gelombang besar di hadapannya.

Pada tanggal 17 Agustus 1958, dengan suara yang gegap gempita, Presiden Soekarno telah mencela dengan sangat keras Muktamar (Konferensi) para Alim Ulama Indonesia yang berlangsung di Palembang tahun 1957. Berteriaklah Presiden bahwa konferensi itu adalah ‘komunis phobia’ dan suatu perbuatan yang amoral.

Pidato yang berapi-api itu disambut dengan gemuruh oleh massa yang mendengarkan, terdiri dari parpol dan ormas yang menyebut dirinya revolusioner dan tidak terkena penyakit komunis phobia. Sebagaimana biasa pidato itu kemudian dijadikan sebagai bagian dari ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi, semua golongan berbondong-bondong menyatakan mendukung pidato itu tanpa reserve (tanpa syarat).

Malanglah nasib alim-ulama yang berkonferensi di Palembang itu, karena dianggap sebagai orang-orang yang kontra revolusi, bagai telah tercoreng arang. “Nasibnya telah tercoreng di dahinya”, demikian peringatan Presiden. Banyak orang yang tidak tahu apa gerangan yang dihasilkan oleh alim-ulama yang berkonferensi itu, karena disebabkan kurangnya publikasi (atau tidak ada yang berani) yang mendukung konferensi alim-ulama itu, publikasi-publikasi pembela Soekarno dan surat-surat kabar komunis telah mencacimaki alim-ulama kita.

Perlulah kiranya resolusi Muktamar Alim-Ulama 1957 ini kita siarkan kembali agar menyegarkan ingatan umat Islam dan membandingkannya dengan Keputusan Sidang MPRS ke IV yang berlangsung bulan Juli 1966 lalu.

Muktamar yang berlangsung pada tanggal 8 – 11 September 1957 di Palembang telah memutuskan bahwa :

  1. Ideologi-ajaran komunisme adalah kufur hukumnya dan haram bagi umat Islam menganutnya.
  2. Bagi orang yang menganut ideologi-ajaran komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, kafirlah dia dan tidak sah menikah dan menikahkan orang Islam, tiada pusaka mempusakai dan haram jenazahnya diselenggarakan (tata-cara pengurusan) secara Islam.
  3. Bagi orang yang memasuki organisasi atau partai-partai berideologi komunisme, PKI, SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakyat (PR) dan lain-lain (underbow PKI -red) tiada dengan keyakinan dan kesadaran, sesatlah dia dan wajib bagi umat Islam menyeru mereka meninggalkan organisasi dan partai tersebut.

Demikian bunyi resolusi yang diputuskan oleh Muktamar Alim-Ulama Seluruh Indonesia di Palembang itu. Resolusi yang ditandatangani oleh Ketua K.H. M. Isa Anshary dan Sekretaris Ghazali Hassan. Karena resolusi yang demikian itulah para ulama kita yang bermuktamar itu dikatakan oleh Presidennya sebagai amoral (tidak bermoral/kurangajar).

Akibat dari keputusan Muktamar tersebut, alim-ulama kita yang sejati langsung dituduh sebagai orang-orang tidak bermoral, komunis phobia, musuh revolusi dan sebagainya. Maka K.H. M. Isa Anshary sebagai ketua yang menandatangani resolusi itu pada tahun 1962 dipenjarakan tanpa proses pengadilan selama kurang lebih 4 tahun. Dan banyak lagi alim-ulama yang terpaksa menderita dibalik jeruji besi karena dianggap kontra revolusi. Terbengkalai nasib keluarga, habis segala harta-benda bahkan banyak di antara mereka memiliki anak yang masih kecil-kecil. Semua itu tidak menjadi pikiran Soekarno. Di samping itu, ada ulama lain yang karena berbagai sebab memilih tunduk tanpa reserve pada Soekarno dengan ajaran-ajaran yang penuh maksiat itu, bermesra-mesra dengan komunis di bawah panji Nasakom.

Bertahun-tahun lamanya masa kemesraan dengan komunis itu berlangsung di negara kita, dalam indoktrinasi, pidato-pidato Nasakom dipuji-puji sebagai ajaran paling tinggi di dunia. Dan ulama yang dipandang kontra revolusi yag telah memutuskan komunis sebagai paham kafir yang harus diperangi, dihina dan setiap pidato dan dalam setiap tulisan. Meskipun sang ulama sudah meringkuk dalam tahanan, namun namanya tetap terus dicela sebagai orang paling jahat karena anti Soekarno dan anti komunis.

Nasehat dan fatwa ulama yang didasarkan kepada ajaran-ajaran Al Quran, dikalahkan dengan ajaran-ajaran Soekarno melalui kekerasan ala komunis.

Rupanya Allah hendak memberi dulu cobaan bagi rakyat Indonesia. Kejahatan komunis akhirnya terbukti dengan Gestapu-nya (G30S/PKI). Allah mencoba dulu rakyat Indonesia sebelum Dia membuktikan kebenaran apa yang dikatakan oleh alim-ulama itu hampir sepuluh tahun lalu.

Sidang MPRS ke IV (1966) pun telah mengambil keputusan mengenai komunis dan ajaran-ajarannya sebagai berikut :

“Setiap kegiatan di Indonesia untuk menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme/Leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan penggunaan segala macam aparatur serta media bagi penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran tersebut adalah DILARANG”.

Dengan keputusan MPRS tersebut (TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1966), apa yang mau dikata tentang alim-ulama kita yang dulu dikatakan amoral oleh Soekarno? Insya Allah para alim-ulama kita dapat melupakan semua penghinaan dan penderitaan yang dilemparkan kepada mereka. Dan sebagai ulama mereka tidak akan pernah bimbang walau perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan itu pasti akan beroleh ujian yang berat dari Tuhan.

Watak ulama adalah sabar dalam penderitaan dan bersyukur dalam kemenangan.

Ulama yang berani itu telah menyadarkan dirinya sendiri bahwa mereka itu adalah ahli waris para nabi.

Nabi-nabi banyak yang dibuang dari negeri kelahirannya atau seperti yang dialami Nabi Ibrahim a.s. yang dipanggan dalam api unggun yang besar bernyala-nyala, seperti Nabi Zakariya a.s. yang gugur karena digergaji dan lain-lain nabi utusan Allah.

Hargailah putusan Muktamar Alim-Ulama di Palembang itu, karena akhirnya kita semua telah membenarkannya. Bersyukurlah kita kepada Tuhan bahwa pelajaran ini dapat kita petika bukan dari menggali perbendaharaan ulama-ulama lama tapi hanya dalam sejarah 10 tahun yang lalu. (Gelora//Ram)

Sumbner: eramuslim.com

ShareTweetSend

Related Posts

Perkuat SDM, Ketua DPW PKS se-Indonesia  Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Turki
Nasional

Perkuat SDM, Ketua DPW PKS se-Indonesia Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Turki

02/02/2023
Menteri Erick Thohir Berkunjung ke Sumbar, Yayasan BUMN untuk Indonesia Bantu Alat Kesehatan kepada Pemprov Sumbar
Nasional

Menteri Erick Thohir Berkunjung ke Sumbar, Yayasan BUMN untuk Indonesia Bantu Alat Kesehatan kepada Pemprov Sumbar

26/12/2022
“Gubernur DKI Jakarta Fokus Urus Jakarta, Jangan Sibuk De-Aniesisasi”
Nasional

“Gubernur DKI Jakarta Fokus Urus Jakarta, Jangan Sibuk De-Aniesisasi”

12/12/2022
Jubir PKS: Sikap Dasco Tidak Demokratis!
Nasional

Jubir PKS: Sikap Dasco Tidak Demokratis!

07/12/2022
Pembebasan Lahan Per 25 Oktober 84,65 Persen, Mahyeldi: Pembangunan Tol Padang – Sicincin Dilanjutkan
Nasional

Pembebasan Lahan Per 25 Oktober 84,65 Persen, Mahyeldi: Pembangunan Tol Padang – Sicincin Dilanjutkan

26/10/2022
Ingin Bangun Dunia Peternakan Sumbar, IKA Faterna Unand Ajak Alumni Pulang “Kandang”
Nasional

Ingin Bangun Dunia Peternakan Sumbar, IKA Faterna Unand Ajak Alumni Pulang “Kandang”

21/10/2022

Archives

  • March 2023
  • February 2023
  • January 2023
  • December 2022
  • November 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • July 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • September 2018
  • August 2018
  • July 2018
  • June 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • January 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • May 2016
  • October 2015

Barita Terbaru

  • STEI Ar Risalah Sumbar Gelar Klinik Proposal Pengabdian kepada Masyarakat
  • Gubernur Mahyeldi Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Meninggalnya Azwar Anas
  • PKS Sumbar Gelar Nonton Bareng Deklarasi Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024
  • JSIT Wilayah Sumbar Lantik Pengurus Kabupaten dan Kota Periode 2023-2027
  • Peringati Israk Mikraj, Mulyadi Muslim Sambangi Lima Masjid di Kototangah

FANS PAGE

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2020 BABARITO supported by Barak Tekno.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Pariwisata

© 2020 BABARITO supported by Barak Tekno.